Wakil Rakyat Ingatkan Pemerintah Soal Melemahnya Nilai Tukar

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Jawa Timur I, Bambang Haryo Soekartono mengingatkan pemerintah terkait semakin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar Amerika Serikat (AS).

Politisi senior Partai Demokrat ini menilai, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara Paman Sam yang mendekati Rp15.000, sudah sangat memprihatinkan.

Pelemahan nilai tukar tersebut dipastikan berdampak kepada impor barang-barang kebutuhan Indonesia yang harus dipasok dari luar negeri. Pasalnya banyak komoditas pangan didatangkan dari luar negeri, mulai dari kedelai, jagung, gula, hingga susu.

“Kalau pemerintah mengatakan kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan, kami menilai sudah sangat memprihatinkan,” kata Bambang menjawab awak media di Gedung Nusantara II Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/9).

Sementara itu, dalam Rapat Paripurna yang beragendakan penyampaian Jawaban Pemerintah atas Pemandangan Umum Fraksi-fraksi atas RAPBN 2019, Bambang lebih lanjut mengakui, pelemahan nilai mata uang terhadap dolar AS juga terjadi di negara-negara lain, tapi di Indonesia yang terparah.

Pada 2012 kurs dolar Rp9.500, tetapi pada tahun 2018 kurs dolar mencapai Rp14.852. Sementara untuk Dong (Vietnam), kurs mata uang terhadap dolar AS pada tahun 2012 20.835, sekarang menjadi 23.306 per dolar AS. Bath (Thailand) dari 31 menjadi 32 per dolar AS, dan riel Kamboja dari 4.067, menjadi 4.088 per dolar AS.

“Memang terjadi penurunan, tetapi tidak sedrastis yang terjadi di Indonesia. Sudah sangat rawan dan membahayakan, karena hampir hampir semua komoditas kita menggunakan kurs dolar,” tegas politisi Partai Gerindra itu.

Karena itu, kata Bambang, sehingga tidak bisa dibiarkan. Ia meminta Menteri Keuangan menyampaikan kepada Presiden, bahwa kondisi ini sudah memprihatinkan dan sudah memberatkan kehidupan masyarakat.

“Tolong disampaikan kepada kementerian terkait agar impor pangan hendaknya dikurangi, bukan malah ditambah. Impor beras tahun lalu sebesar 260 ribu ton. Sekarang impor beras diberi kuota 1,8 juta ton,” katanya lagi.

Akhirnya politisi dapil Jatim ini mengharapkan Kementerian Keuangan membuka data-datanya, apakah benar data-data yang diungkapkan tersebut benar adanya. “Harapan kami, semoga hal itu dapat memperbaiki kinerja keuangan kita,” demikian Bambang Haryo Soekartono. (akhir)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *