Wakil Sekretaris NU Gresik Minta Santri Ikuti Politik Kebangsaan Walisongo

  • Whatsapp

GRESIK,beritalima.com- Seiring besarnya peran NU dalam konstelasi politik di Indonesia mengharuskan santri sebagai generasi penurus perjuangan ulama harus belajar memahami nalar politik yang diajarkan para Walisongo, sebagai landasan untuk berpartisipasi membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pernyataan itu disampaikan, Wakil Sekretaris PCNU Gresik, Syifaul Qulub. Ia mengatakan, Nilai yang diemban santri dalam perpolitikan harus mengikuti ajaran politik kebangsaan yang diajarkan Walisongo yang mengedepankan nilai kemanfaatan dan kebaikan di masyarakat.

“Dakwah politik yang diajarkan Walisongo, berasaskan kaidah fiqhiyah “tasharufu al imam ‘ala arra’iyat manutun bi almaslahah yang artinya, segala kebijakan pemimpin pada rakyatnya harus berbasis kemaslahatan. Itu harus menjadi pegangan santri. ” ujarnya, Minggu. (3/3/19)

Dia menambahkan,bahwa metode politik kebangsaan yang diterapkan Walisongo terdahulu punya ciri khas tersendiri yaitu disesuaikan dengan kultur masyarakat masing-masing yang notabanenya berbeda-beda.

“Pendekatan da’wah politik wali songo dimasing masing auliya memiliki kekhasan dalam melakukan konsolidasi politik berdasarkan kualifikasi kompotensi yang tidak mungkin sama antara sunan giri dan sunan muriah,” tuturnya.

Dalam penerapan Politik kebangsaan Walisongo saat ini, kata Syifaul Qulub, landasannya adalah melayani masyarakat secara penuh. Misalnya dalam hal porsi anggaran baik Daerah maupun pusat haruslah porsi belanja kebutuhan publik lebih besar dibanding kebutuhan aparatur. “kontektualisasi dalam penyususan APBD/APBN prosentasi seberapa besar belanja publik dibandingkan dengan belanja aparatur,” tuturnya.

Selain itu, Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Sekolah tinggi Agama Islam Daruttaqwa (STAIDA) Gresik ini meminta, peran aktif santri dalam mewarnai kanca perpolitikan di masyarakat sebagai upaya transformasi menuju kemaslahatan bersama. Apalagi diera revolusi industri 4.0 banyak berita bohong di media sosial yang membingungkan masyarakat dan memojokan kaum santri.

“Politik sudah seharusnya untuk kehidupan yang lebih baik dan lebih damai. Untuk itu tiap tahun politik, kaum santri harus berperan aktif memberikan wawasan dimasyarakat maupun di media sosial,” harapnya.

“Kaum santri harus bisa menyesuaikan dengan ruh perjuangan Rosulullah. Santri yang menyikapi dengan cara senyum dan tidak emosional dalam menyikapi Politik,” imbuhnya.(Ron)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *