SURABAYA, Beritalima.com| Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menerima kunjungan dari Founder of Womenpreneur Indonesia Margaret Srijaya di ruang kerjanya, Rabu (13/4/2022). Dalam kesempatan ini, Wali Kota Eri Cahyadi dan Margaret membicarakan banyak hal soal startup, khususnya yang merangkul perempuan di Kota Pahlawan.
Di ruang kerja lantai 2 Kantor Balai Kota Surabaya, Margaret menyampaikan beberapa hal, diantaranya mengundang Wali Kota Eri Cahyadi untuk hadir dalam acara penandatanganan MoU antara Gobi Partner dengan dirinya untuk mendukung startup di Kota Pahlawan.
“Di Kota Surabaya ini kan sebenarnya banyak sekali potensi yang bisa kita kembagakan, oleh karena itu kami mengun Gobi Partner yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun untuk ngobrol bersama Pak Wali (Eri Cahyadi) soal startup dan perkembangan ekosistemnya di Surabaya,” kata Inspirator Pemberdayaan Kaum Ibu untuk Wirausaha tersebut.
Margaret mengatakan, pada 21 April 2022 mendatang akan melaunching sebuah kerjasama yang diberi nama Ratu Nusa. Nantinya, sambung Margaret, 30 persen portofolio dari Ratu Nusa akan didedikasikan untuk founder perempuan.
“Jadi, startup yang mempunyai minimal satu founder perempuan, kemudian yang 70 persennya bisa mix perempuan atau laki-laki. Asal, setiap startup punya program, yakni mempunyai program yang berdampak bagi perempuan,” sambungnya.
Setelah diskusi santai bersama Margaret, Wali Kota Eri Cahyadi rupanya mendukung penuh startup yang mendukung pemberdayaan perempuan untuk berwirausaha. Dalam kesempatan ini, ia juga menyampaikan keinginannya berkolaborasi dengan investor untuk menggaet anak-anak muda Surabaya dalam mengembangkan startup.
“Nanti kan bisa dikolaborasikan juga dengan perguruan tinggi, gaungnya dibesarkan lagi untuk menarik minat anak muda Surabaya. Biar apa? Setelah mereka lulus ada pekerjaan pasti, mengubah mindset mereka menjadi entrepreneur yang penghasilannya jauh lebih baik daripada jadi tenaga kontrak,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu juga menyampaikan, ketika pelatihan UMKM atau startup itu telah berjalan, jangan sampai tidak tepat sasaran. Artinya, lanjutnya, jika pelatihan yang diberikan itu menjahit maka harus ada pasarnya di bidang konveksi dan tepat sasaran.
“Jangan sampai, nanti dilatih tapi ketika sudah jalan, nggak ada pasarnya. Contoh melatih jahit, tapi startup-nya di bidang kuliner. Insya allah kita support lah, karena kan APBD Rp 2,1 triliun Pemkot Surabaya itu saya berikan sepenuhnya untuk UMKM, jadi yang mengerjakan itu juga harus UMKM semua,” pungkasnya. (*)