SURABAYA, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen mewujudkan Kota Surabaya sebagai kota toleransi. Karenanya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali menggelar silaturahmi bersama para tenaga pendidik keagamaan yang dikemas dalam acara Kumpul Akrab Tenaga Pendidikan Keagamaan (KURMA) Tahun 2023, di Convention Hall, Rabu (15/2/2023).
Silaturahmi dalam kegiatan Kurma kali ini diikuti oleh 1.812 tenaga pendidik keagamaan yang berasal dari Kecamatan Bulak, Krembangan, Pabean Cantian, dan Semampir. Yakni terdiri dari 16 tenaga pendidik agama Hindu, 1.778 tenaga pendidik agama Islam, dan 18 tenaga pendidik agama Kristen.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengingatkan orang tua di Kota Pahlawan agar tetap mengedepankan pendidikan ilmu agama. Sebab, tidak sedikit orang tua yang masih mengabaikan pendidikan ilmu keagamaan.
Sebab, menurutnya, pendidikan di Kota Surabaya tidak hanya berfokus pada pendidikan formal saja, melainkan juga pendidikan keagamaan sebagai pondasi dalam memperkuat karakter dan akhlak bagi generasi penerus bangsa.
“Kenakalan remaja karena mereka tidak memiliki akhlak yang baik. Maka pemkot tidak bisa berjalan sendiri untuk memberikan akhlak yang baik. Sebab itu, dari semua agama saya titip anak-anak ini, tolong jadikan mereka mengenal tata krama dan memiliki akhlak yang mulia,” kata Wali Kota Eri.
Ia menjelaskan, dalam menjaga Kota Pahlawan, Pemkot Surabaya harus bersama-sama bergotong royong dengan seluruh elemen masyarakat. “Saya berharap ketika memberikan ajaran agama sentuh hati mereka, agar ketika besar nanti, mereka memiliki hati pemimpin yang mengerti ajaran agamanya,” ujarnya.
Di sisi lain, dengan berlandaskan ilmu keagamaan yang kuat, anak-anak Kota Pahlawan diharapkan bisa menjadi calon pemimpin yang memiliki akhlakul karimah sebagai penerus generasi bangsa. Apalagi, Pemkot Surabaya telah menyediakan layanan fasilitas Sinau dan Ngaji Bareng di Balai RW.
“Karenanya Pemkot Surabaya membuat Sinau dan Ngaji Bareng di Balai RW sambil membuka hati orang tua, bahwa agama itu adalah dasar. Kita bersama-sama mengubah mindset (pola pikir) orang tua,” terangnya.
Bahkan, ia mengaku bahwa masyarakat Kota Surabaya semakin antusias mengajukan ruang Balai RW sebagai lokasi Sinau dan Ngaji Bareng. Hal ini menjadi salah satu langkah Pemkot Surabaya dalam menciptakan ruang belajar yang aman dan nyaman untuk anak-anak di Kota Pahlawan.
“Banyak warga yang mengajukan Balai RW sebagai tempat Sinau dan Ngaji Bareng, sehingga dengan camat kita akan berjalan terus untuk itu,” pungkasnya. (*)