SURABAYA, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama kepolisian dan TNI memastikan akan terus memberikan kenyamanan dan keamanan warga Kota Pahlawan, khususnya saat malam hari. Meski sebelumnya, tiga orang petugas Satpol PP Surabaya saat menjalankan tugas ditabrak pemotor mabuk di Jalan Diponegoro pada Sabtu dini hari (4/3/2023).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan, pelanggaran lalu lintas (Lalin) harus menjadi atensi betul Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan kepolisian. Jangan sampai kejadian pemotor mabuk menabrak kembali terulang sehingga menimbulkan korban jiwa.
“Kejadian-kejadian ini kan harus menjadi atensi betul. Menjadi atensi saya, pastinya wali kota dan Pak Kapolrestabes. Sehingga kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Selasa (7/3/2023).
Wali Kota Eri mengakui, banyak insiden kecelakaan yang disebabkan pengendara tidak tertib berlalu lintas seperti dalam keadaan mabuk. Oleh sebabnya, pihaknya siap mendukung kepolisian untuk mencegah kejadian serupa tidak kembali terulang.
“Masih banyak yang melanggar aturan. Banyak sepeda motor tidak pakai helm, melawan arus. Kejadian ini yang sering menyebabkan kecelakaan,” kata Cak Eri, panggilan lekatnya.
Maka dari itu, Cak Eri menyatakan akan berkoordinasi dengan Kapolrestabes Surabaya untuk menekan kasus pelanggaran lalu lintas. Terlebih lagi, ia menyebut, sekarang ini tilang manual bagi pelanggar lalu lintas sudah bisa kembali diterapkan.
“Ini (pelanggaran lalin) menjadi pembelajaran betul buat warga Surabaya, karena kalau begini terus kota ini menjadi tidak nyaman. Sehingga kita akan kuatkan lagi koordinasinya dengan Polrestabes untuk menjaga keamanan lalu lintas di Kota Surabaya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Eddy Christianto menyatakan, pihaknya tak akan berhenti melakukan pengamanan Kota Pahlawan saat malam hari. Meski sebelumnya, tiga orang petugas Satpol PP ditabrak pemotor mabuk saat melakukan pengamanan di Jalan Diponegoro.
“Untuk pengamanan khususnya Jumat malam dan Sabtu malam terus kita lakukan di kota ini dengan seluruh camat dan tiga pilar. Kita tidak boleh terlalu trauma atau down terkait dengan permasalahan ini. Kita harus tetap mengamankan kota ini,” kata Eddy Christijanto.
Eddy juga menyebutkan bahwa salah satu hal yang menjadi atensi penguatan Pemkot Surabaya adalah mengenai pencegahan aksi balap liar. Pihaknya mengaku telah memetakan titik-titik lokasi yang biasa digunakan untuk aksi balap liar.
“Memang mereka itu tidak ngumpul di suatu tempat. Jadi ada di beberapa titik-titik, lalu melalui media komunikasi medsos (media sosial), mereka ngumpul di suatu titik,” ungkap dia.
Menurutnya, lokasi yang digunakan untuk balap liar biasanya memiliki track panjang dengan kondisi aspal halus. Selain itu, lokasi yang dipilih biasanya juga terdapat lampu traffic light (TL) untuk titik start dan finish.
“Untuk balap liar biasanya (jalan) lurus, terus aspalnya halus, ada lampu TL-nya. Karena start nunggu TL hijau. Ada di MERR, Ahmad Yani, Margomulyo, terus di tengah kota juga ada di Margorejo. Itu juga kita jaga dan antisipasi bersama teman-teman camat,” tandasnya. (*)