Gelar Sarasehan bersama Megawati, Wali Kota Risma Ingin Perbanyak Hutan Kota
SURABAYA, beritalima.com – Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) bersama Pemerintah Kota Surabaya menggelar kegiatan Jaga Bhumi Festival. Salah satu kegiatannya adalah sarasehan yang diikuti oleh Pendiri YKRI Megawati Soekarno Putri, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan 84 peraih kalpataru se-Indonesia.
Sarasehan yang digelar di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya itu memberikan kesempatan kepada para peraih kalpataru untuk menyampaikan usulan dan rekomendasi tentang pembangunan lingkungan di Indonesia. Salah satu perwakilan peraih kalpataru menyampaikan usulan dan rekomendasinya yang meminta untuk difasilitasi bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. Bahkan, mereka juga meminta untuk dibuatkan semacam organisasi yang dapat menguatkan komunikasi diantara para peraih kalpataru.
Menanggapi permintaan itu, Megawati Soekarno Putri selaku pendiri YKRI dan yang menginisiasi acara itu mengaku akan menyampaikan semua usulan dan rekomendasi itu kepada pemerintah, termasuk kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. “Tentunya, kami akan menghubungi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta akan menyampaikan apa-apa yang sudah diusulkan oleh mereka,” kata Megawati saat acara itu, Sabtu (28/4/2018).
Megawati mengaku sangat mendukung apabila para peraih kalpataru itu membuat forum atau organisasi yang bisa menjalin komunikasi dan menjadi wadah pembelajaran kepada mereka. Namun, ia mengingatkan supaya organisasi itu tidak disalahgunakan untuk kepentingan lainnya. “Saya sangat senang dan mendukung kalau mau dibuat organisasi, tapi semangat untuk membangun lingkungan dan ruhnya kalpataru harus tetap dijunjung tinggi, tidak boleh sampai hilang,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Risma juga mengapresiasi dikumpulkannya para peraih kalpataru itu. Sebab, dengan cara itu mereka bisa saling berbagi untuk mengembangkan lingkungan dan diharapkan bisa menambah semangat para peraih kalpataru untuk mengembangkan lingkungannya. “Saya pikir ini bagus, karena kita bisa saling berbagi. Bekerja di lingkungan itu tidak ada yang mengapresiasi, padahal pekerjaanya itu sangat berat. Boleh dicek,kemarinnya kita kerja bakti cuman sedikit aja, capeknya minta ampun. Melalui cara ini, diharapkan mereka bisa lebih semangat lagi di lapangan,” kata Wali Kota Risma.
Di forum sarasehan itu, Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu banyak menjelaskan perkembangan pembangunan lingkungan. Mulai dari menanam padi dan sayur-sayuran di Balai Kota, pertanian yang semakin pesat hingga menyejahterakan para petani hingga perkampungan yang masing-masing warganya gemar menanam.
Selain itu, Wali Kota Risma juga menjelaskan kualitas cabai made yang tidak busuk hingga satu bulan, termasuk pula setiap bulannya ada program minggu pertanian yang digelar di Balai Kota Surabaya. Minggu pertanian ini untuk memasarkan hasil pertanian di Kota Surabya. “Boleh dicek di perkampungan kami, warga sudah semakin gemar menanam di lingkungannya masing-masing,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga memastikan akan terus membangun hutan-hutan kota di semua wilayah di Kota Surabaya. Baik di wilayah utara, barat dan selatan. Khusus di wilayah Surabaya barat, ia mengaku sudah banyak karena daeranya lebih tinggi dan memang untuk menyerap air.
“Di bara itu sudah ada tiga lokasi. Di selatan ada satu di Balasklumprik , mungkin satu lagi lalu dikebraon. Mungkin di Waru Gunung dan sekarang yang sedang dibangun di Mulyorejo,” kata dia.
Khusus untuk di Kebraon, lanjut dia, Pemkot Surabaya berencana membangun hutan kota obat-obatan yang akan ditanami daun kelor, bambu dan beberapa tanaman obat lainnya.
“Lokasinya, nanti yang hutan kota obat-obatan di Kebraon, karena itu aset pemkot yang berhasil diamankan oleh pihak kejaksaan. Suatu saat, hutan kota obat-obatan itu diharapkan bermanfaat untuk pengembangan pengobatan di Indonesia,” pungkasnya. (*)