SURABAYA, beritalima.com – Pemerintah Kota Surabaya terus menambah ruang terbuka hijau (RTH) di beberapa titik di Kota Surabaya, seperti taman-taman dan hutan kota. Kali ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan hutan kota di Jalan Lempung Perdana, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, Kamis (1/2/2018).
Secara simbolik, Wali Kota Risma didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Joestamadji dan para pelajar menanam sekitar 200 pohon di hutan kota yang terletak di samping SMPN 47 Surabaya itu. Sedangkan pada hari ini ditargetkan menanam 1000 pohon dan akan terus bertahap hingga mencapai 4 ribu pohon.
Wali Kota Risma mengaku sengaja membuat hutan kota di Jalan Lempung Perdana, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, karena memang di daerah itu seringkali terjadi banjir. Makanya, Pemkot Surabaya melakukan beberapa treatment untuk menangani banjir di daerah tersebut. “Salah satu treatment yang kami lakukan adalah membuat hutan kota dan membuat waduk,” tegas Wali Kota Risma seusai penanaman pohon.
Menurut Wali Kota Risma, daerah itu juga merupakan salah satu kawasan tertinggi di Kota Surabaya. Harapannya, apabila ada hutan kota di situ, maka pohon-pohonnya bisa menyerap air dan tidak turun ke kawasan yang lebih rendah, sehingga kawasan yang ada di bawahnya bisa lebih mudah dikendalikan. “Teorinya memang seperti itu. Kyak hutan-hutan di gunung kan seperti itu. Begitu hutan itu gundul, maka kemudian muncul air bah dan juga longsor,” katanya.
Oleh karena itu, apabila Surabaya ingin selamat dari bencana, maka harus menanam pohon-pohonan di semua wilayah. Wali Kota Risma pun memastikan akan terus menambah hutan kota itu di beberapa titik di Kota Surabaya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Joestamadji menjelaskan pohon-pohon yang akan ditanam di hutan kota ini adalah pohon atau tanaman yang produktif seperti buah jambu, blimbing, Matoa dan beberapa jenis lainnya. Bahkan, pada saat penanaman simbolik hari ini, Wali Kota Risma menanam Matoa karena dinilai cukup bagus ditanam dan buahnya banyak disukai oleh masyarakat.
“Jadi, hari ini kita targetkan menanam 1000 pohon. Tadi 200 pohon sudah ditanam secara simbolik dan akan terus ditambah secara bertahap hingga mencapai 4 ribu pohon, karena tanah ini masih ditata oleh teman Dinas PU Bina Marga dan Pematusan,” kata Joestamadji.
Desain penataan hutan kota itu dikonsep dengan apik, karena juga digunakan untuk sekolah SD Lontar 2 dan SMPN 47 Surabaya. Ke depannya, lokasi hutan kota itu akan menjadi tempat wisata dan hutan kota yang hijau. “Makanya, nanti kalau sudah ditinggikan dan konturnya sudah bagus, maka kita akan tindaklanjuti dengan penanaman,” ujarnya.
Pembangunan hutan kota semacam itu, sebenarnya sudah ada di beberapa tempat di Surabaya, diantaranya di Pakal 1 dan Pakal 2, di Sambikerep, Kelurahan Jeruk, dan Sumur Welut. Dari semua hutan kota itu, semua konsepnya sama,yaitu semuanya ada bozemnya untuk mengendalikan air.
“Jadi, siklus hidrologinya terpenuhi . hujan turun di pohon, turun pelan-pelan masuk ke bozem terjadi penguapan, turun lagi siklusnya jadi hujan, tapi tetap kita punya air tanah,” pungkasnya. (*)