SURABAYA, beritalima.com | Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di kawasan pesisir pantai terus dilakukan. Salah satunya, dengan membangun infrastruktur pendukung, berupa jalan, jembatan Suroboyo, Sentra Ikan Bulak (SIB), dan Taman Suroboyo. Bahkan terbaru, Pemkot Surabaya membangun icon baru untuk Kota Pahlawan berupa Patung Suro dan Boyo. Secara simbolis, patung ini diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai kado istimewa di Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-726.
Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan ucapan terimakasih atas kesediaan PT Pelindo III yang sudah berkenan membantu membangun Patung Suro dan Boyo itu. Ia mengaku bahwa Patung Suro dan Boyo ini merupakan mimpinya sejak dahulu kala. Karena patung tersebut tidak hanya dapat dilihat dari daratan, namun juga laut.
“Terima kasih PT Pelindo yang sudah bersedia membantu, sudah lama sekali saya punya mimpi ini. Patung ini tidak hanya bisa dilihat dari darat saja tapi bisa dari laut jadi maka dari itu patungnya harus tinggi supaya bisa terlihat,” kata Wali Kota Risma saat meresmikan Patung Suro dan Boyo, Rabu, (29/5/2019).
Wali Kota Risma menjelaskan untuk menaikkan perekonomian warga Kota Surabaya tidaklah mudah. Karena itu, pihaknya terus berinovasi menciptakan sesuatu yang baru di setiap tahunnya, agar wisatawan tertarik datang tidak hanya sekali. Sebab, Surabaya tidak mempunyai pemandangan yang elok dan tidak punya kekayaan alam.
“Jadi tiap tahun harus ada yang baru di kota kita ini, karena jika tidak ada yang baru orang tidak mau lagi datang. Oleh karena itu saya mencoba tiap tahun ada sesuatu yang baru. Supaya Surabaya menjadi destinasi tujuan wisata,” ujarnya.
Proses pengerjaan patung dengan tinggi total 25,6 meter ini, dibangun mulai tanggal 26 Februari 2019 dan selesai pada 10 Mei 2019. Dengan tinggi dudukan patung 5 meter dan diameter 15 meter berdiri di area Taman Suroboyo yang memiliki luas 11.900 meter persegi. Menariknya, Patung Suro dan Boyo ini memiliki bentuk unik berupa rumput laut menyerupai asli di antara kedua patung tersebut. Tak hanya itu, warna dari patung ini berbeda dengan patung Suro dan Boyo yang sudah ada dan menjadi beberapa icon di Kota Surabaya.
Dengan diresmikannya Patung Suro dan Boyo tersebut, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini optimistis, jika suatu saat Surabaya akan menjadi salah satu destinasi wisata mancanegara. Dengan begitu akan berdampak pada perekonomian warga yang semakin meningkat dan sejahtera. “Warga di sini udah mulai terasa, saya berharap ini bisa mensejahterakan warga. Namun tidak lupa kita harus kerja keras, harus ramah dan warga daerah sini juga harus menjaga kebersihan,” imbuhnya.
Kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) Kota Surabaya Ery Cahyadi, menyampaikan proses pembangunan patung ini tidak ada kendala. Namun, Ery mengaku, jika beberapa kali sempat mengalami revisi. Diantaranya, revisi terkait mewujudkan bentuk anatomi kaki, sirip, ekor dan wajah Suro dan Boyo.
“Karena demi mengejar kesan realistis tampilan, nanti kita akan beri plaza untuk spot foto agar menarik. Nanti plazanya yang akan berputar agar bisa digunakan untuk spot foto pengunjung. Nanti plaza tersebut akan kami sinergikan dengan jembatan,” kata Ery.
Bahkan, Ery menyebut, pengembangan wisata di kawasan pesisir Surabaya akan terus dilakukan. Dalam waktu dekat, pihaknya juga berencana untuk merealisasikan pembangunan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang terkoneksi antara Taman Suroboyo dan Sentra Ikan Bulak (SIB).
“Tidak hanya itu, nanti kami akan terus memperindah dengan menambahkan air mancur, supaya lebih cantik. Khususnya di wilayah pesisir ini agar menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke Kota Surabaya,” pungkasnya. (*)