Walikota Eri Nobar Film Karya Arek Suroboyo “Pesugihan Sate Gagak” di TP

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menggelar acara nonton bareng (nobar) film komedi horor “Pesugihan Sate Gagak” di Tunjungan Plaza XXI bersama 300 anak muda Surabaya, Minggu (16/11/2025). Film yang sukses menembus layar nasional ini merupakan karya kolaborasi dua sutradara, Dono Pradana, komika asal Surabaya dan Etienne Caesar.

Berdurasi 1 jam 45 menit, film ini berhasil mengundang tawa sekaligus menghanyutkan penonton dalam pesan moral yang mendalam. Jajaran pemain utama diisi oleh Ardit Erwandha, Yono Bakrie, dan Benedictus Siregar, didukung oleh Nunung, Arief Didu, Yoriko Angeline, serta komedian lokal Firza Falaza dan Arif Alfiansyah.

Seusai menyaksikan film, Wali Kota Eri menyampaikan apresiasi yang tinggi. Menurutnya, film ini luar biasa karena menunjukkan bahwa Arek Suroboyo mampu membuat karya sekaliber ini.

“Pesan intinya jelas, tidak ada yang berhasil dalam sebuah kehidupan tanpa melalui tahap proses yang harus kita lewati, tidak ada yang serba instan. Betul, hidup tidak bisa langsung enak,” tegas Wali Kota Eri, menekankan inti cerita yang menyoroti bahaya mencari jalan pintas.

Melihat karya Dono Pradana dan tim, Wali Kota Eri yakin film ini akan memacu adrenalin anak-anak muda untuk berjuang menciptakan karya dan inovasi di berbagai bidang.

“Ayo kita bangun Surabaya bersama anak-anak muda. Contoh nyata ada pada Mas Dono dan Mas Firza, mereka luar biasa, bisa membuat film yang menembus pasar nasional. Karena itu, saya yakin ekonomi kreatif dan industri kreatif bisa benar-benar muncul dari Surabaya,” ujarnya.

Selain itu, Wali Kota Eri mengaku perasaannya campur aduk saat menonton. Menurutnya film tersebut lucu, ringan, dan mengena, namun menyimpan pesan mendalam bahwa proses dan perjuangan sangat dibutuhkan untuk keberhasilan.

“Peran orang tua, peran seorang istri yang kuat, dan yang terpenting, peran sahabat itu luar biasa. Dalam keadaan susah dan duka, sahabatlah yang saling menguatkan dan menjaga. Maka, jadikan sahabatmu saudara (duluran) sejati,” tambahnya.

Sementara itu, Sutradara Dono Pradana menjelaskan, film ini berfokus pada tiga karakter yang terjerat masalah ekonomi dan memilih jalan pintas ritual Pesugihan Sate Gagak yang informasinya tidak lengkap. Akibatnya, mereka menjadi budak demit yang ketagihan sate dan terus menagih imbalan.

Dono juga membagikan fun fact kocak di balik syuting. Salah satunya adalah horor yang kocak. Saat take adegan hantu, pemeran pocong tiba-tiba jatuh karena mengaku merasa didorong oleh makhluk lain.

“Yang lucu sekali, saat ia jatuh, pemeran kuntilanak dengan sigap menolongnya, lalu mulai merapalkan mantra, seolah-olah meruqyah si pocong. Ini momen antara seram dan lucu yang luar biasa,” kenang Dono sambil tertawa.

Dono menambahkan bahwa film ini menjadi komedi murni pertama yang diperankan oleh Mami Nunung, saking antusiasnya dia membawa skrip ke mana-mana. Dono juga berhasil mengoptimalkan talenta lokal, dengan melibatkan komedian Surabaya seperti Firza Falaza dan Rehan Satrio.

Dono mengungkap, acara nobar ini bermula dari niatnya yang hanya ingin mengundang dan pamer ke Wali Kota Eri. Namun, respons Cacak e Arek Suroboyo itu di luar dugaan.

“Beliau memutuskan menyewa satu studio untuk mengundang anak-anak muda Surabaya, demi menginspirasi bahwa Arek Surabaya bisa sukses menjadi sutradara. Semua ini terjadi berkat inisiatif Bapak Wali. Saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Arek-Arek Surabaya, serta Bapak Wali Kota kita, Cak Eri Cahyadi,” pungkasnya. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait