MADIUN, beritalima.com- Ngrowo Bening Edupark, Kota Madiun, Jawa Timur, memang menjadi tempat pembelajaran berbagai hal. Terutamanya di bidang pertanian. Tidak hanya soal uji coba penanaman. Namun, soal pemupukan sebagai suplai nutrisi untuk tanaman.
‘’Dari sampah petani itu sendiri kemudian diolah menjadi pupuk. Dengan begitu ada banyak keuntungan sekaligus,’’ kata Walikota Madiun, H. Maidi usai demonstrasi penanaman menggunakan sistem terraganik di Ngrowo Bening, Kamis 14 Januari 2021.
Keuntungan pertama, lanjut walikota, soal sampah yang terolah dengan baik. Artinya, tidak berserakan kemana-mana atau tidak perlu membuangnya ke tempat pembuangan. Manfaat kedua, petani memiliki pupuk yang dibutuhkan tanaman. Apalagi, keberadaan pupuk subsidi cukup sulit. Sedangkan pupuk tanpa subsidi kelewat mahal. Karenanya, pembuatan pupuk secara mandiri bisa menjadi solusi.
‘’Pupuk subsidi Rp 125 ribu, tidak subsidi bisa sampai Rp 400 lebih. Tentu ini sulit bagi petani. Makanya kita coba pengolahan-pengolahan pupuk kompos ini termasuk yang cair juga untuk pertanian,’’ jelasnya.
Pembuatan pupuk di Ngrowo Bening tersebut merupakan pilot project. Jika hasilnya baik, akan disebarluaskan ke masyarakat. Bahkan, walikota berencana memberi tempat di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) winongo. Bahan-bahan sampah yang dibutuhkan untuk pembuatan langsung disingkirkan untuk diolah. Artinya, ada pengolahan pupuk dengan kapasitas lebih besar ke depan.
‘’Kalau pupuk cair, ada beberapa manfaat sekaligus untuk tanaman. Penyiraman sekaligus pemberian nutrisi karena mengandung unsur hara. Kalau hanya disiram air bersih, belum cukup untuk tanaman,’’ ungkapnya.
Karenanya, tanaman bakal subur dan sehat. Sebab, tidak ada unsur kimia di dalamnya. Pola penanaman organik memang menjadi tren saat ini untuk kesehatan. Karenanya, sistem penanaman terraganik dinilai tepat untuk kondisi seperti saat ini.
‘’Prinsipnya kita terus berinovasi untuk kota kita. Apa yang sekiranya cocok dengan kondisi kota kita, bisa diuji cobakan dulu di sini,’’ pungkasnya. (Sumber Diskominfo/editor Dibyo).
H. Maidi (kiri).