MADIUN, beritalima.com- Walikota Madiun, Jawa Timur, melaunching Bantuan Langsung Tunai Daerah (BLTD), di halaman balaikota, Selasa 31 Agustus 2021.
Walikota Madiun, H. Maidi, mengatakan, BLTD sebesar Rp. 200 ribu/bulan ini, diperuntukkan bagi 5565 keluarga penerima manfaat (KPM) yang selama ini belum tercover bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, maupun Pemerintah Pusat.
BLTD yang bersumber dari APBD Kota Madiun ini, disalurkan selama bulan Juli hingga Desember 2021. Untuk bulan Juli-Agustus, diterimakan dalam satu penyaluran. Terkait penyalurannya, pemkot menggandeng BNI.
“Artinya, bantuan ini memang untuk yang belum pernah dapat. Seperti security, sales yang mungkin sekarang jualannya macet dan sebagainya. Sehingga dengan kita salurkan BLTD ini, semuanya bisa mendapatkan bantuan,” terang Walikota Madiun, H. Maidi.
Dengan telah disalurkan banyak bantuan, salah satunya BLTD, paparnya, warga Kota Madiun tidak ada yang kesulitan karena dampak Covid-19. Bahkan dari segi kesehatan, semua juga sudah dicukupi. Termasuk biaya bagi warga yang positif Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit rujukan.
“Untuk rumah sakit lapangan, jumlahnya berapa pun, kita cukupi dengan APBD,” tandasnya.
Terkait sweb antigen untuk tracing, lanjutnya, pemkot telah menggandeng 12 laboraturium swasta yang ada di Kota Madiun. Tujuannya, agar yang terindikasi terpapar Covid-19, bisa segera terdeteksi untuk dilakukan perawatan hingga sembuh.
“Laboraturium yang telah kita dikontrak, akan keliling melakukan swab antigen terhadap masyarakat. Masyarakat kita tracing. Yang positif langsung kita bawa ke rumah sakit, semua kebutuhan kita cukupi. Artinya, semakin banyak yang kita tracing dan kita temukan yang sakit, segera kita obati supaya semua masyarakat sehat,” ucapnya.
Selain dari segi kesehatan yang telah dicukupi, menurutnya, dari segi dampak sosial, Kota Madiun juga lebih maju dibanding daerah lain karena semua bantuan sudah mengalir sampai tujuan.
“Siapa yang belum dibantu silahkan lapor! Dampak sosial kita sangat menggembirakan. Bahkan lima langkah lebih maju daripada daerah lain,” ujarnya.
Bahkan, Pemkot Madiun mempunyai strategi khusus untuk membangkitkan perekomian. Diantaranya, seluruh ASN jajaran Pemkot Madiun harus belanja di UMKM dan PKL. Bahkan menurut walikota, selama tiga minggu terakhir di bulan Agustus, nilai perputaran uang ASN yang dibelanjakan ke UMKM dan PKL, mencapai dua milyar rupiah lebih.
“Kita mengetahui angkanya, karena NIP nomor berapa, belanja berapa, di UMKM dan PKL mana mereka belanja, semua masuk aplikasi. Dengan keterlibatan ASN, kegiatan UMKM, PKL sudah mulai bisa bergerak semua,” tuturnya.
Tekait indikator pergerakan perekomian di Kota Madiun, tambahnya, dapat dilihat selama 7 bulan terakhir. Selama Januari hingga Juli, Kota Madiun hanya satu bulan mengalami deflasi. Selebihnya, inflasi.
“ini menandakan ekonomi kita cukup bagus. Deflasi hanya bulan Juni. Pelan pelan Covid kita rem, ekonomi kita gas. Saya berpesan, tolong jangan terlena dan tetap jaga protokol kesehatan. Kalau semua sudah disiplin, ayo ekonomi kita jalankan dengan cepat. Yang sakit semakin habis, rumah sakit kosong, masyarakat sehat, ekonomi kita gas, kebutuhannya apa nanti akan kita evaluasi bersama,” pungkasnya. (Adv/Dibyo).
H. Maidi (kanan) atas.