MADIUN, beritalima.com– Penyaluran sembako di Kota Madiun, Jawa Timur, cukup merata. Setelah di wilayah Kecamatan Kartoharjo dan Manguharjo, penyaluran dilanjutka di wilayah Kecamatan Taman, Jumat 17 April 2020.
Setidaknya, 223 sembako diberikan kepada modin, juru kunci makam dan pengangkut sampah. Ratusan lain juga diberikan kepada warga kurang mampu. Seperti sebelumnya, kegiatan ini dilakukan oleh Walikota Madiun, H. Maidi, disela sela bersepeda.
‘’Prinsipnya tim akan keliling terus di semua kecamatan. Tidak ada warga kita yang kesulitan makan,’’ kata H. Maidi.
Sembako berupa beras, mie instan, kecap, dan lainnya itu merupakan hasil sumbangan masyarakat. Seperti diketahui, Pemkot Madiun membuka posko logistik untuk penerimaan dan penyaluran bantuan. Berbagai bantuan mengalir. Mulai dari komunitas gereja, baznas, warga Tionghoa, perusahaan, hingga perseorangan. Bukan hanya sembako, tapi juga alat pelindung diri (APD). Bantuan tersebut kemudian didistribusikan kepada masyarakat.
‘’Sembako dan masker terus kita bagi kepada masyarakat. Masker ini juga penting sebagai alat perlindungan pertama,’’ tegasnya.
Selain itu, walikota dan rombongan juga meninjau sejumlah agen pencairan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Taman. Diantaranya, agen merah putih di Kelurahan Banjarejo dan agen Toko Bu Suwardi di Kelurahan Kejuron. Jumlahnya 370 penerima untuk di dua agen tersebut.
BNPT pusat, pada bulan April memang mulai dicairkan. Sebanyak 4.521 ribu penerima di Kota Madiun untuk kategori BPNT pusat. Sedang, BPNT daerah sebanyak 3.836 penerima manfaat.
‘’Walaupun ini dari pusat, harus mengutamakan UMKM lokal. Barang-barang yang dibeli dengan BPNT harus mengutamakan produk sekitar dulu,’’ ujarnya.
Masyarakat yang menerima BPNT memang mendapatkan bahan makanan dan bukan uang tunai.
Walikota berharap, bahan makanan tersebut dibeli dari produsen sekitar. Contohnya tahu dan tempe sebagai unsur protein dalam bahan makanan. BPNT wajib dari Harapannya, UMKM lokal tetap bisa beroperasi.
‘’UMKM memang kita gerakkan dengan membeli produk mereka untuk dibagikan. Jadi UMKM tetap berjalan dan tidak merumahkan karyawannya. Ekonomi berjalan, masyarakat kurang mampu juga terbantu,’’ pungkasnya. (Sumber Diskominfo. Editor: Dibyo).
H. Maidi (kanan).