Wamen Irene: Ekosistem SPPG Mesin Pertumbuhan Ekraf di Akar Rumput

  • Whatsapp
Wamen Ekraf Irene Umar (baju putih kacamata): Ekosistem SPPG mesin pertumbuhan Ekraf di akar rumput (foto: kemenekraf)

Jakarta, beritalima.com| – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengatakan kehadiran Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG menjadi mesin pertumbuhan Ekraf di akar rumput.

“Kreativitas dan pemberdayaan masyarakat selalu berjalan beriringan. Upaya menghadirkan layanan gizi yang berkeadilan harus ditopang ekosistem yang memanfaatkan potensi lokal, mulai dari produk hingga pelaku kreatifnya,” ujar Irene.

Irene hadir dalam Penganugerahan SPPG Inspiradaya 2025 di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta (9/12), acara yang digelar Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia (Kemenko PM).

Program SPPG sendiri telah melibatkan lebih dari 33 ribu UMKM, menunjukkan potensi besar integrasi ekraf dalam membangun sistem pangan berkelanjutan.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia Abdul Muhaimin Iskandar mengutarakan, “Saya yakin membangun Indonesia juga bisa kita mulai dari dapur-dapur SPPG. Membangun Indonesia melalui ekosistem ekonomi yang diciptakan secara kreatif, inovatif, menguntungkan, memberdayakan. Tidak mungkin tidak menguntungkan karena di situ ekosistem ekonomi harus terbangun.”

Oleh karenanya, Wamen Ekraf menegaskan dukungan dalam bentuk fasilitasi pengetahuan, penguatan jejaring, serta pendampingan terhadap pelaku UMKM dan komunitas yang terlibat dalam layanan gizi masyarakat.

“Kami percaya ketahanan pangan tidak hanya mengandalkan produksi, tetapi juga kemampuan komunitas menciptakan nilai tambah dari kearifan lokal. Ekosistem seperti ini akan memperkuat ekonomi kreatif sebagai mesin pertumbuhan di akar rumput,” ujar Irene.

SPPG Inspiradaya tahun ini mencatat partisipasi luas dari berbagai wilayah Indonesia. Setelah melalui proses sosialisasi, review portofolio, dan wawancara, sebanyak 20 SPPG ditetapkan sebagai penerima penghargaan dan role model nasional.

Mereka dinilai telah menunjukkan integrasi pemberdayaan sosial-ekonomi yang komprehensif, mulai dari pemanfaatan pangan lokal hingga kemitraan strategis dengan UMKM, koperasi, dan desa.

Gelaran yang diselenggarakan Kemenko Pemberdayaan Manusia ini turut menampilkan “Jamuan Menu Lokal MBG”, menyajikan ragam kuliner khas daerah hasil kolaborasi 20 SPPG.

Selain sebagai bentuk apresiasi, aktivitas ini memperlihatkan nilai ekonomi pangan lokal serta kemampuannya memperkuat identitas kuliner Nusantara.

Hingga 8 Desember 2025, tercatat 17.084 SPPG telah beroperasi dengan melibatkan 854 ribu tenaga kerja dan melayani lebih dari 45 juta penerima manfaat.

Selain itu, program ini turut memberdayakan 4.792 koperasi, 675 BUMDes, dan lebih dari 33 ribu UMKM. Kementerian Ekraf melihat potensi besar integrasi Ekraf dalam perkembangan SPPG, khususnya melalui subsektor kuliner, desain komunikasi visual, dan kriya mendukung kemasan, story telling, serta penguatan branding pangan lokal.

Jurnalis: abri/rendy

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait