Jakarta | beritalima.com – Kronologi Penanganan Kontaminasi Radiasi Cesium (Cs) – 137 di Lampung dan Surabaya. Sekitar 28 September 2025 ditemukan Cengkeh terkontaminasi berdasarkan hasil inspeksi FSA ketika mendeteksi kandungan Cs-137 pada peoduk cengkeh dari PT NJS.
Demikian hal itu dijabarkan Wakil Menteri Lingkungan Hidup / Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono didampingi Gakkum LH dan Deputi PPKL Rasio Ridho Sani dan beberapa beberapa direktur, di Ruang Galkum LH, PLaza Kuningan, pada Selasa (11/11/2025).
“FDA memblokir seluruh impor rempah dari NJS setelah terdeksi mengandung Cs-137,” ujar Wamen LH
Lebih lanjut dijelaskan Diaz, 1 – 3 Oktober, Inspeksi awal Menteri LH menyatakan hasil pemeriksaan terhadap Pabrik PT NJS di Surabaya oleh Bapeten tidak ditemukan kontaminasi Cs-137. Kemudian pada verifikasi lapangan pada 8 – 11 Oktober, Satgas melakukan verifikasi lapangan diperkebunan dan gudang cengkeh di Kabupaten Pesawaran dan Lampung Selatan. Tidak ditemukan kontaminasi di lokasi.
Kemudian 25 Oktober ditemukan paparan radiasi 1,05 – 1,3 µSv/jam di pemakaman desa panengahan Lampung Selatan. Setelah dilakukan penyemenan tingkat radiasi turun hingga 0,11 – 0,18 µSv/jam. Sambungnya ketika cengkeh tiba di Pelabuhan Ta jung Perak sebanyak 21,6 ton cwngkeh dari PT NJS namun berdasarkan pemeriksaan menunjukkan adanya paparan radiasi sebesar 0,02-0,12 µSv/jam pada 13,5 ton cengkeh.
“Kemudian 4 November, PT NJS akan mimbahkan cengkeh suspect kepada BRIN untuk dimusnahkan,” terang Diaz Hendropriyono.
Sebelumnya diungkapkan Wamen LH, Satuan Tanggap Darurat BAPETEN bersama dengan KLH, BIN dan Unit Gegana KBR Polri melakukan verifikasi lapangan antara 8 – 11 terkait temuan komoditas cengkeh yang terkontaminasi Cs-137 di wilayah Lampung.
“Berdasarkan hasil pemantauan awal, ditemukan adanya paparan Cs-137 pada sejumlah produk cengkeh yang disimpan di gudang penyimpanan. Namun demikian, tingkat laju radiasi yang terukur masih berada dalam batas aman,” tandasnya.
Sambungnya, temuan paparan radiasi Cs-137 di Lampung Selatan, tim gabungan (PPMU KLH, BAPETEN, BRIN, KBR Polda Lampung, dan Polsek Penengahan) melakukan pemantauan lanjutan dan menemukan titik dengan laju paparan radiasi yang melebihi ambang batas aman dari tanggal 25 – 26 Oktober, yaitu di area Pemakaman Desa Penengahan, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan.
“Dari verifikasi, ditemukan bahwa tingkat radiasi melebihi background yang ditetapkan BAPETEN (0.5 µSv/jam yakni 1,05-1,3 µSv/jam.
Lebih lanjut atas arahan Deputi PPKL, Dekontaminasi titik lokasi radiasi Cs-137 di Lampung Selatan, dengan mempertimbangkan masukan dari BAPETEN, BRIN, dan KBRN, serta setelah memperoleh persetujuan dari pemilik tanah wakaf makam dan Kepala Desa Penengahan, diputuskan untuk melakukan proses sementasi di lokasi tersebut.
“Hasil pengukuran pasca-sementasi menunjukkan bahwa tingkat radiasi telah berada di bawah ambang batas aman, sehingga area tersebut dinyatakan aman bagi masyarakat,” tuturnya.
Ditambahkan Diaz, satu kontainer PT NJS berisi cengkeh diduga terkontaminasi Cs-137 tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya berdasarkan temuan lapangan 1 November belakangan ini, tidak ada penutupan atau penghentian operasional kawasan pelabuhan.
“Pemeriksaan BAPETEN menemukan Kontainer PT NJS mendeteksi laju paparan radiasi 0.02 sd 0.12 mSv/jam (background 0.04 mSv/jam) yang berisi 800 box cengkeh seberat 8.000 kg (8 ton) yang tidak terdeteksi paparan radiasi, 12 kemasan pallet ukuran 22.72 kg x 45 pack, 12.268,8 kg, dan 60 kemasan karung berukuran 22.72 kg x 60 karung – 1.363,2 kg,” imbuhnya.
Masih ditambahkan Diaz, kontainer disegel Bea Cukai dan BAPETEN, dipisahkan di gudang milik PT NJS di sekitar Romokalisari, di luar kawasan pelabuhan. Sedangkan Cengkeh yang sudah Terkontaminasi CS-137 di Surabaya. Lanjutnya, KLH bersama dengan BRIN dan BAPETEN, akan memulai proses pemusnahan cengkeh yang terkontaminasi Cs-137 sebesar 13,6 ton.
Lebih jauh siungkapkan Deputi PPKL, Rasio Ridho Sani biasa disapa Roy, menegaskan bahwa permasalahan itu sedang didalami dari mana sumbernya juga melakukan pengamanan lokasi yang terpapar radiasi Cs-137.
“Maka sudah diperintahkan oleh Bapak Menteri, kami melakukan langkah – langkah untuk segera melakukan pengamanan lokasi dengan menggunakan proses semantik,” pungkasnya.
Menurutnya, menjadi penting karena lokasi itu dekat dan sering ditunjukkan masyarakat. Ini berkaitan dengan apa yang terjadi di Lampung.
Jurnalis : Dedy Mulyadi



![[1] Kreasi Kaya Rasa Chatime Atealier dan Javara](https://beritalima.com/wp-content/uploads/2025/11/1-Kreasi-Kaya-Rasa-Chatime-Atealier-dan-Javara-200x112.jpg)




