Wamen LH Tinjau SPPG Halim: Bukan Hanya Program MBG Anak Terpenuhi tapi Sampah Harus Terkelola

  • Whatsapp

Jakarta | beritalima.com – Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Wakil Kepala BPLH, Diaz Hendropriyono memesan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Halim Perdana Kusuma dan sejumlah sekolah penerima MBG di Jakarta Timur. Bukan hanya memenuhi program makanan bergizi gratis pada anak sekolah tapi juga mendorong praktik ramah lingkungan melalui pengelolaan sampah dan limbah yang berkelanjutan.

“Program MBG ini bagus, anak-anak kelihatan senang, porsinya pas, dan juga memperhatikan anak yang alergi. Tapi lebih dari itu, kita juga ingin pastikan pengelolaan sampahnya menjadi contoh terbaik,” kata Diaz,” Diaz Hendropriyono, 19 Jum’at 2025.

Kunjungan tersebut memantau layanan makan bergizi bagi siswa sekaligus sistem pengelolaan sampah dari dapur SPPG yang setiap hari memasak ribuan porsi makanan. Saat ini, SPPG Halim melayani siswa dari 15 sekolah dengan kapasitas dapur mencapai lebih dari 6.000 porsi per hari. Pengelolaan sampah dilakukan melalui pemilahan organik dan anorganik, pemanfaatan sampah organik sebagai pakan ternak, serta kerja sama dengan Bank Sampah. Dapur juga dilengkapi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sederhana.

“Dengan pengomposan, kita bukan hanya mengurangi beban TPA, tetapi juga menciptakan manfaat baru dari sampah organik,” ungkapnya.

Sebagai bentuk dukungan, Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menyerahkan dua unit komposter berkapasitas 30–50 kilogram per hari serta unit IPAL tambahan bagi dapur SPPG Halim. Komposter ini dapat mengolah sampah organik menjadi kompos sekaligus menghasilkan pupuk organik cair yang bermanfaat bagi tanaman sekitar.

“Saya berharap SPPG Halim ini bisa menjadi contoh yang paling baik untuk dapur-dapur lain, paling tidak dalam hal pengelolaan sampah dan limbah,” tambahnya.

Selain itu, Diaz juga membagikan tumbler kepada siswa sebagai langkah mengurangi sampah plastik sekali pakai. “Makanannya sudah disajikan dengan tray logam, jadi tidak ada sampah plastik. Dengan tumbler ini, adik-adik tidak perlu lagi minum dari gelas sekali pakai yang langsung jadi sampah. Kebiasaan kecil seperti ini punya dampak besar untuk lingkungan,” pesannya.

Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional menargetkan pembangunan 30.000 unit SPPG hingga akhir 2025. Dengan kapasitas rata-rata 3.000 siswa per unit, timbulan sampah dari program ini diperkirakan mencapai 800 ton per hari. Karena itu, pengelolaan sampah yang terpadu dan tepat guna menjadi kunci keberlanjutan program.

Melalui kunjungan ini, KLH/BPLH menegaskan komitmennya untuk mendukung Program MBG secara menyeluruh, tidak hanya memastikan gizi anak-anak terpenuhi, tetapi juga membangun kesadaran lingkungan sejak dini. Sinergi antara pemenuhan gizi dan pengelolaan sampah diharapkan melahirkan generasi yang sehat sekaligus peduli pada keberlanjutan bumi.

Jirnalis : Dedy Mulyadi

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait