DENPASAR, Beritalima | Seluruh warga Bali merayakan Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Saka 1939, pada tanggal 28 Maret 2017, sebelum Nyepi mereka melakukan pawai ogoh- ogoh yang diarak di jalan raya sesuai rute yang sudah di tentukan oleh panitia, dan di laksanakan serentak di seluruh Bali sehari menjelang Hari Raya Nyepi
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali, AKBP Hengky Widjaja menjelaskan, “Ogoh-ogoh ada sekitar 7.000 lebih yang diarak diseluruh Bali menjelang Nyepi
Guna untuk menciptakan keamanan pada saat pawai ogoh- ogah Polda Bali dan satuan wilayah di masing-masing polres mengerahkan 5.626 personel, yang ditugaskan untuk pengamanan arak-arakan ogoh-ogoh, dan dibantu sekitar 22 ribu pecalang atau petugas keamanan adat Pulau Dewata
Kegiatan mengarak ogoh-ogoh dilakukan di sejumlah simpang sentral atau titik tertentu di suatu wilayah, kalau di Denpasar, di kawasan Catur Muka Lapangan Puputan Badung, perempatan Tohpati dan sekitarnya
Kami menghimbau kepada masyarakat agar mengantisipasi dan mencari jalur alternatif untuk menghindari kepadatan arus lalu lintas di masing-masing wilayahnya
Pada saat Nyepi, umat Hindu melaksanakan Catur Bherata Penyepian atau empat pantangan, yakni “amati karya” atau tidak bekerja, “amati lelungaan” atau tidak bepergian, “amati lelanguan” atau tidak bersenang-senang dan “amati geni” atau tidak menyalakan api dan listrik
Namun pada saat Nyepi, hanya ada beberapa instansi yang boleh beroperasi, dengan menyiagakan petugas, di antaranya rumah sakit, kantor kepolisian dan dinas kebakaran, namun tidak boleh ada penerangan lampu di luar gedung, “ujar Hengky. (dr/yn)
IMG-20170328-WA0003