MENGANTI, beritalima – Seiring dengan dilakukannya pembongkaran terkait keberadaan warung-warung kopi di pinggir Sungai Kepatihan, Kecamatan Menganti, Gresik, warga berharap warung-warung tersebut tidak diizinkan lagi beroperasi.
Warga beralasan kenapa warung-warung kopi ini minta untuk tidak diberi berjualan kembali lebih disebabkan karena pengelola warung tersebur diduga menyediakan wanita penghibur yang keberadaannya meresahkan warga. Terlebih ada diantara pengelola justru menyediakan minuman keras (miras).
Kepala Desa Kepatihan Nemu mengatakan, pembongkaran warung-warung di pinggir Sungai Kepatihan tidak terkait dengan dugaan adanya warung yang menyediakan ladies.
“Pembongkaran warung di pinggir sungai ini katena kena pekerjaan pelebaran sungai. Dan kami ada kesepakatan dengan pemilik warung untuk bersedia dibongkar,” terang Nemu di kediamannya.
Dikatakan sang mantan anggota trantib ini, desanya mendapat proyek pelebaran sungai dari Dinas Pekerjaan Umum Gresik tahun 2016. Proyek pelebaran sungai dimaksud untuk mencegah terjadinya banjir yang kerap terjadi saat curah hujan tinggi.
Hanya saja sebut Nemu, akibat proyek ini berdampak dengan dilakukannya pembongkaran warung-warung kopi yang beroperasi di pinggir sungai yang dilewati proyek tersebut.
Tentang adanya penolakan sejumlah warga untuk tidak diizinkan lagi ada warung-warung yang berjualan di kawasan pinggir sungai yang terkena proyek meski pengerjaannya sudah selesai, tentu akan dirunding ulang.
“Kami akan pilah-pilah yang mana warung bisa diberi izin dan yang tidak bisa. Tapi ada syarat bagi yang diberi izin harus taat dengan aturan menjaga keamanan, ketertiban dan kebersihan. Membayar retribusi sampah bulanan pada desa Rp10.000 perbulan,” urainya.
Seperti dikemukakan sejumlah warga, dimana di lokasi pinggir sungai Kepatihan ini tumbuh banyak warung-warung kopi yang keberadaannya meresahkan warga karena diduga disana tersedia wanita penghibur. Walaupun praktek bordirnya tidak di warung tersebut. Namun hanya ditempati nego dan setelah ada kesepakatan antara mereka lalu pindah ke tempat lain. (Abd)