KEPULAUAN SULA,beritaLima,com –Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kelas IIB Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) siap memamerkan hasil kerajinan tangan mereka mulai membuahkan hasil. Untuk di ketahui bahwa pembuatan kerajinan tangan dilapas Sanana
Bahan olahan kayu jati yang diambil langsung dari hasil pertanian masyarakat Desa Wai- ipa dengan kisaran harga Rp 100 hingga Rp 300 ribu. Kemudian bahan kayu diangkut ke Lapas Sanana langsung di olah oleh para warga binaan, hasil dari olahan tersebut berupa, tempat tisu, tempat lemineral gelas,dan berbagai jenis olahan kerajinan tangan lainnya, “kata Ketua tim kreatif, Husen Hamid kepada media, Selasa (12/10/21)
Lanjut Husen, terkait dengan tenaga pekerja atau SDM dibuat langsung oleh 12 orang warga binaan sekaligus didampingi langsung oleh petugas lapas yang ditugaskan kusus untuk mengontrol pembuatan kerajinan tangan.
“Pada dasarnya mereka sudah memiliki skil atau kemampuan dalam bidang pertukangan sehingga memudahkan petugas lapas untuk mengontrol mereka, ” Dalam pembuatan kerajinan tangan ini, kisaran harganya mencapai Rp 50.000 hingga Rp 250.000, harganya berpatokan dengan bahan kayu, “ungkap Husen dibengkel kerjanya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sanana, Ismail Amd, IP. SH mengatakan, warga binaannya lapas Sanana, dalam hal ini melakukan binaan kepada narapidana, sala satu cara membina kemandirian, kami fokus pada pembuatan kerajinan tangan, “kata Ismail.
Menurut Ismail, bahwa di Kabupaten Kepulauan Sula ini memiliki banyak sekali bahan baku kayu untuk kita manfaatkan sebagai tambahan nilai jual untuk mendapatkan hasil yang maksimal, kami membagi tim menjadi dua tim yaitu tim kreatif yang di ketuai oleh petugas lapas, Husen Hamid dan ketua tim promosi petugas lapas, Haril Drakel,
Ada juga yang membantu untuk pencarian bahan baku kayu, sementara untuk hasil yang kami capai selama ini, kami libatkan 20 orang warga binaan untuk bekerja dan waktu kerja pada siang hari, “ucap Ismail.
Untuk produksi barang barang kerajinan tangan seperti, tempat pena, tempat handphone, tempat tisu, tempat Aqua gelas, lampu hias, akuarium mini, sendok nasi, kursidan meja, lemari buku, tempat asbak yang berbentuk antik, Bale Papeda, “tambahnya.
Kita ketahui bersama bahwa bale Papeda di Maluku Utara makanan khasnya adalah papeda, kemudian
tempat pena menggunakan hiasan lebah artinya melambangkan di Kabupten Kepulauan Sula adalah tempat penghasil madu terbaik di indonesia.
Hasil kerajinan tangan mereka dengan harga yang kita pasarkan berkisar Rp 50.000 hingga Rp 250.000 ribu, sesuai bahan yang di gunakan, “kata orang nomor satu dilapas kelas IIB Sanana. [dn]