Warga Desa Cagakagung Kirab Lima Tumpeng Agung: Syukur Panen, Harmoni dengan Alam

  • Whatsapp

GRESIK, beritalima.com – Desa Cagakagung di Kecamatan Cerme kembali meneguhkan jati dirinya sebagai desa yang kaya tradisi dan kuat menjaga harmoni dengan alam. Di tengah musim panen yang melimpah, warga menggelar Sedekah Bumi, sebuah warisan budaya turun-temurun yang menyatukan spiritualitas, kebersamaan, dan kepedulian lingkungan.

 

Minggu (13/7/2025), pagi itu, suasana di Dusun Agung berubah semarak. Lima tumpeng agung—raksasa dalam ukuran dan makna—diarak keliling desa. Setiap tumpeng dihias penuh warna oleh lima Rukun Tetangga (RT) setempat, memuat simbol hasil bumi lokal: dari padi, jagung, dan sayur-mayur, hingga buah-buahan tropis. Penuh bangga, warga berbaris, menonton, mendokumentasikan, dan tak sedikit yang ikut berjalan bersama kirab.

 

“Ini bukan sekadar tumpeng. Ini lambang rasa syukur kami kepada Tuhan atas rezeki dari bumi,” ujar Sapa’at, Kepala Desa Cagakagung, dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan meriah.

 

Sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras lima RT yang meracik tumpeng agung, Kades Sapa’at memberikan uang pembinaan masing-masing Rp2 juta. “Lima-limanya juara! Tidak perlu diperingkatkan. Semua hebat dan kompak,” katanya sambil tersenyum, menegaskan nilai persatuan dalam kompetisi sehat.

 

Setelah kirab, tumpeng-tumpeng dibawa ke balai desa untuk didoakan dalam suasana khusyuk. Doa dipimpin para tokoh agama, dan ditutup dengan pembacaan istighosah serta sholawat bersama. Dalam tradisi ini, setelah tumpeng didoakan, warga secara simbolis ‘berebut’ potongan tumpeng. Namun perebutan ini bukan soal menang-menangan, melainkan lambang gotong royong dan kesetaraan dalam menikmati berkah alam.

 

“Kita rebutan bukan untuk menang, tapi agar semua merasakan nikmat yang sama. Ini tanda bahwa kita guyub, rukun, dan tanpa sekat,” ujar Sapa’at usai acara.

 

Tradisi ini menjadi ruang spiritual sekaligus sosial, menyatukan semua lapisan masyarakat. Dari perangkat desa, tokoh masyarakat, hingga Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) seperti Camat Cerme Umar, Kapolsek, dan Danramil, semua hadir menyatu dengan warga.

 

Kehadiran KH. Zakaria Al Ansori pun menambah kekhidmatan. Dalam tausiahnya, ia menekankan pentingnya meningkatkan keimanan dan ketakwaan sebagai landasan membangun desa yang berkah.

 

“Bersyukur atas rezeki itu wajib. Tapi lebih dari itu, kita juga harus menjaga keseimbangan alam yang memberi kita hidup,” pesan KH. Zakaria.

 

Camat Cerme, Umar, menyampaikan apresiasinya atas pelestarian budaya lokal ini. Ia juga menitipkan pesan agar semangat kebersamaan ini ditularkan ke hal-hal yang lebih luas, termasuk menjaga desa dari berbagai ancaman seperti narkoba dan judi online.

 

“Kalau kita bisa rukun menjaga tradisi, kita pasti bisa rukun menjaga masa depan desa,” ujarnya.

 

Tak hanya sarat makna spiritual, Sedekah Bumi juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi, serta refleksi kolektif untuk mencintai lingkungan. Lewat simbol-simbol sederhana seperti tumpeng, warga Cagakagung membangun kesadaran baru: bahwa tradisi bukan hanya tentang masa lalu, tapi juga investasi moral untuk masa depan.

 

Dengan semangat gotong royong dan kesadaran ekologis yang terus tumbuh, masyarakat Desa Cagakagung berharap Sedekah Bumi tetap lestari, membawa berkah, dan menjadi sumber inspirasi bagi desa-desa lain.

 

(Khoiron)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait