GOWA. Sebanyak 30 warga Dusun Bonto Ramba Selatan, Desa Panciro Gowa, sejak Juni 2020, menekuni usaha baru industri rumah tangga pengeringan ikan mairo.
Usaha pengeringan ikan mairo, ikan kecil kecil dari laut ini menyerap cukup banyak warga dan itu mampu memberi penghasilan tambahan keluarga di tengah suasana Covid-19.
Demikian ditegaskan Ketua RW 2 Dusun Bontoramba Selatan Desa Panciro Gowa, Syahruddin Daeng Bella kepada media, Selasa (29/9/2020).
Dijelaskan, bahan baku ikan mairo basah datang dari berbagai daerah yang memiliki wilayah laut yang luas termasuk, dari Makassar, Gowa, Takalar dan Bone, Pangkep serta Maros.
Setelah beberapa hari ikan mairo itu telah kering kemudian di kepak untuk selanjutnya dikirim ke beberapa wilayah yang selama ini jadi daerah pasaran ikan mairo, kata alumni SMK I Somba Opu Gowa ini.
Pembagian kerja antara pria dan perempuan juga sudah tersaji di usaha ini, pihak laki-laki yang menjemur dan perempuan yang memindahkan mairo ke tempat gabus dan rak-rak jemuran.
Usaha yang baru dirintis enam bulan terakhir ini mengambil lokasi di areal persawahan yang agak jauh dari pemukiman, kata pria kelahiran Panciro ini.
Warga di dusun ini juga di kenal sebagai sentra pembuatan dan pengembangan industri rumah tangga kue kue tradisional.
Adapun nama jenis kue tradisional yang diproduksi yakni; kue tali tali; kerupuk bawang; kerupuk jari jari; kerupuk kacipo; jalan kote, kue baje bandong, kue kurma, katanya.
Desa Panciro saat ini dipimpin Kepala Desa, Anwar Dg Malolo. Ada empat dusun di Desa Panciro yakni; Dusun Mattirobaji, Kampung Parang, Bontoramba dan Bontoramba Selatan. (Ulla/Yahya).