ILustrasi
KEPULAUN SULA,beritaLima,com|Meski berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah daerah, masalah kelangkaan bahan bakar minyak tanah masih saja dialami dua kecamatan yakni
Desa Dofa, Kecamatan Mangole Barat dan Desa Falabisahaya, Kecamatan Mangole Utara Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) Maluku Utara. Masyarakat kesulitan mendapatkan minyak di sejumlah pengecer hingga pangkalan minyak tanah
Sudah sekitar satu bulan belakangan ini, ribuan warga yang tinggal di dua kecamatan itu mengeluhkan betapa sulitnya mendapatkan minyak tanah. Pangkalan minyak tanah yang berada di dua kecamatan mengalami kekosongan stok.
Untuk mendapatkan minyak tanah, warga harus rela berjalan kaki dari sore sampai malam enggan mendapatkan minyak tanah untuk menjawab kebutuhan rumahnya. Namun sayangnya, warga tak kunjung mendapat minyak tanah tersebut.
Bukan saja warga rela jalan kaki. Namun, terlihat juga ada warga yang mengunakan kendaraan roda dua keliling mencari minyak tanah dari pengecer hingga pangkalan terdekat tetap hasilnya hanya melelahkan.
“ Kurang lebih mau satu bulan ini sulit mendapatkan minyak tanah, padalah kita dengar ada pangkalan dimana-mana tapi minyak tanah tidak ada,” kata MN, Warga Desa Dofa, Kecamatan Mangole Barat, Kamis (12/1/2023).
Ia meminta, Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula (Pemda) dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) agar segara mengambil langkah tegas guna menjawab kelangkaan minyak tanah di daerah destinasi super premium tersebut.
MN mengaku, sulitnya mendapatkan minyak tanah menimbulkan terjadinya melonjak harga minyak tanah, sehingga meresahkan masyarakat.
Melonjaknya harga ini dapat dipantau di pangkalan tertentu yang harga jual minyak tanah sudah tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 4.500 per liter, namun informasi yang ada per liter dijual Rp 8 000 dan ada yang Rp 10.000 per liter.
Warga dari Desa Falabisahaya, Kecamatan Mangole Utara, Hasnawati Umasugi juga terlihat kecewa karena sudah keliling, tapi semua kios sampai pangkalan yang didatanginya kehabisan stok minyak tanah subsidi.
“Saya sudah dari tadi pagi cari minyak tanah. Dan barusan, saya ke setiap pangkalan, namun yang disana itu tadi sudah habis. Terus sampai di sini pemilik pangkalan mengaku tak ada minyak. Ini sebentar bingung harus cari dimana lagi,” ungkapnya
Sementara itu, Pihak PT. AMT Sanana Lestari, Sofyan Anwar saat diwawancarai diruang kerjanya, Kamis (12/1/23), mengatakan, untuk masalah bahan bakar minyak tanah dialami dua kecamatan itu, karena kekosongan stok.
Sebab keterlambatan suplay, jadi pemilik kapal pengakut minyak tanah itu, diambil akhir Desember 2022 kemarin, Sedangkan awal Januari 2023 kemarin baru satu kali drop minyak, karana diambil seharusnya perbulan, “kata Sofyan. [dn]