Warga Glenmore Banyuwangi Nilai PTPN XII Gagal Kelola Tanaman Tebu

  • Whatsapp

BANYUWANGI, beritalima.com – Warga Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur, mengganggap PTPN XII telah gagal mengelola tebu. Pasalnya hingga PT Industri Gula Glenmore (PT IGG) tutup masih banyak tebu yang belum selesai ditebang.

Hal tersebut disampaikan oleh Pipin Suhariyanto, salah satu warga Glenmore, kepada beberapa awak media. Kamis, (10/11/2022).

Bacaan Lainnya

“Kami anggap PTPN XII telah gagal dalam mengelola tebu,”katanya.

Kata pria yang akrab disapa Pipin ini, kenapa kami katakan gagal, kenyataanya PT IGG sudah tutup namun penebangan tebu masih puluhan hektar yang belum selesai dikerjakan.

Pada musim panen tahun 2022 ini banyak sekali persoalan yang terjadi di PTPN XII, seperti contohnya, ada tebu yang sudah ditebang namun tidak diangkut hingga tebu tebu tersebut mengering dan rusak. Padahal bahan baku PT IGG kekurangan.

“Lha ini justru PT IGG tutup, puluhan hektar tebu belum selesai ditebang,” ujar Pipin.

Kepada wartawan Pipin mengaku, seharusnya dari awal PTPN XII mempersiapkan segala sesuatunya agar tidak terjadi seperti ini. Selain musim hujan, bisa saja PTPN XII salah memilih rekanan di musim tebang tahun 2022.

“BUMN bisa rugi jika seperti ini,” jelas dia.

Warga Glenmore tersebut berharap agar jajaran direksi PTPN XII dan BUMN melihat kondisi dibawah seperti apa.

“Harapan kami, jajaran direksi PTPN XII dan juga BUMN turun kelapangan melihat kondisi PTPN XII diwilayah Banyuwangi, khususnya diwilayah Glenmore.

Sebelumnya, Hastudi Yunarko, Manager PTPN XII Kalitelepak, Banyuwangi, saat dikonfirmasi melalui sambungan whatsapnya membenarkan tutupnya pabrik gula PT IGG.

“IGG sudah tutup giling,” katanya.

Manager yang akrab disapa Koko itu bilang, sisa tebu mulai hari ini kami kirim ke PG Djatiroto. Dan insya Allah selesai dalam 1 minggu kedepan.

“Mulai hari ini, sisa tebu dikirim ke PG Jatiroto. Dalam seminggu kedepan selesai,” ungkapnya.

Kepada wartawan, Koko mengaku jika seluruhnya tebu yang belum ditebang sebanyak 46 hektar.

“46 hektar untuk kebun wilayah 5K dan 1 J,”paparnya.

Dijelaskan oleh Koko, yang menjadi kendala, karena intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan kecepatan tebang berkurang.

“Intensitas hujan, menjadi kendala. Kecepatan tebang berkurang,”jelasnya. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait