JAKARTA – Tiga kecamatan di Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat, sempat diterjang banjir pada Selasa lalu (13/7). Banjir yang menutupi akses jalan kecamatan pada pekan lalu tersebut membawa sampah dan material lumpur di wilayah terdampak. Setelah banjir surut, masyarakat mulai melakukan pembersihan.
Pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kayong Utara pada Rabu (21/7), warga dan aparat setempat melakukan pembersihan sampah maupun material lumpur yang mengotori rumah maupun lingkungan sekitar. Saat berlangsungnya gotong royong pembersihan lingkungan, cuaca di wilayah kayong Utara tampak cerah. Di samping itu, titik-titik banjir di tiga kecamatan terdampak sudah surut.
Banjir yang terjadi pada pukul 21.00 WIB ini menyebabkan 7 desa di tiga kecamatan tergenang. Ketujuh desa tersebut yaitu Desa Sedahan Jaya dan Sejahtera di Kecamatan Sukadana, Desa Sei Mata-mata dan Medan Jaya di Kecamatan Simpang Hilir serta Desa Tanjung Satai, Satai Lestari, Kemboja di Kecamatan Pulau Maya.
Banjir mengakibatkan korban jiwa, antara lain 2 warga meninggal dunia dan 2 lainnya luka ringan. Dampak lain yaitu 4.845 KK mengungsi ke kantor Kecamatan Pulau Maya dan Sukadana. Tak hanya korban jiwa, banjir juga mengakibatkan sebanyak 5.114 unit rumah terendam di Kecamatan Sukadana dan Kecamtan Pulau Maya. Saat banjir terjadi, tinggi muka air antara 30 hingga 100 cm. Sedangkan satu unit rumah dilaporkan terdampak tanah longsor saat hujan deras terjadi pada tanggal yang sama.
Ketika banjir terjadi, BPBD Kabupaten Kayong segera melakukan upaya penanganan darurat, seperti penyelamatan dan evakuasi warga. Selain itu, distribusi bantuan pangan dan kebutuhan nonpangan, seperti tikar dan selimut dibagikan kepada mereka yang mengungsi. Dalam penanganan darurat ini, BPBD setempat telah menyalurkan bantuan berupa bahan pangan, selimut, makanan siap saji, makanan tambahan gizi, perlengkapan bayi, perlengkapan keluarga dan perlengkapan kebersihan keluarga.
Hingga kini, Pemerintah Kabupaten Kayong Utara masih menetapkan status tanggap darurat bencana, yang berlaku pada 14 hingga 28 Juli 2021. BNPB yang berada di lokasi terdampak telah berkoordinasi dengan BPBD setempat dan memberikan dukungan pendampingan pos komando. Pantauan BNPB di lapangan mengidentifikasi kebutuhan pada saat tanggap darurat, seperti dukungan sumber daya personel dan biaya operasional.