Beritalima.com.Pemkab Sergai belum serius dan masih terkesan tebang pilih dalam memberikan bantuan terhadap warga miskin. Hal itu dilihat masih banyak warga miskin tinggal dirumah tidak layak huni.Minggu(8/5).
Salahsatunya dialami jamilah (44) warga Payanibung 2, Desa Seibuluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai,Sumatera Utara. Ibu tiga anak ini harus tingggal dirumah reok selama 10tahun yang tidur beralas tikar.
Walaupun kondisi rumah berdinding Gedek(Tepas Sawit-red) telah lapuk, berdinding dapur tepas sawit dari bawah sampai atas rumah tanpa batu pondasi tapi ibu tiga anak ,tetap berupaya menghidupkan tiga anaknya Miskipun Sengnya Baru tapi masih belum selesai pembayaranya. Namun bersama jamilah masih bertahan selama 10 tahun tinggal dirumah tidak layak huni.
Hal itu dilakukannya akibat tidak adanya uang untuk memperbaiki rumah, sementara suaminya hanya sebagai buruh tani dengan gaji tidak mencukupi.
Ilah ditemui kru Beritalima.com mengatakan, mereka terpaksa tinggal dirumah tersebut disebabkan suaminya bekerja sebagai Buruh tani,dan mocok mocok tanam sayur di lahan warga di Desa Payanibung 1 dengan hasil gaji pas-pasan.
“Gak usah perbaiki rumah dan beli perabot, untuk makan aja tidak cukup,” ujar Ilah.
Dikatakannya, dirinya tinggal dirumah reok sejak menikah dengan Sutrisno (47) kemudian mereka bertahan sampai mempunyai anak 3. Bahkan untuk mencari tambahan biaya hidup, dirinya sempat bekerja mocok mocok nanam padi ikut warga sekitar.
“Aku sempat bekerja Nanam padi untuk membantu suami, tapi itu juga tidak bisa untuk memperbaiki rumah,” ujar ibu 3 anak itu.
Menurut ilah, kondisi rumah semakin hancur, awalnya kalau kami tidak berkerja ,kami kruasa tidak bisa membeli seng yang awal mulanya hanya daun Rumbia yang sering bocor.
” Terpaksa saya dan suami berkerja selama 10 tahun mulai pagi sampai sore untuk membeli seng dan memperbaiki rumah,miskipun kami sedikit demi sedikit menabung untuk membeli seng yg kami beli agar anak kami tidak kehujanan lagi pada saat musim hujan.Miskipun masih kurang sisa uang untuk membeli sengnya tapi tetap kita upayakan tetap kerja ,untung aja saya dan suami masih menumpang dirumah orang tua saya,”Kasihan sama anak-anak sehingga aku ajak suami numpang dirumah orang tuaku,” bilangnya.
Ilah berharap Pemkab Sergai mau membantunya dengan program bedah rumah, sehingga dirinya dapat tinggal bersama anaknya dirumah layak huni.
“Saya harap Bupati dapat membantu rumah layak huni sehingga saya dan anak tidak mau dengan rumahnya yang reok,” papar ilah.
Padahal kita tau, Kabupaten Sergai banyak mendapat bantuan program RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) dari Kemenpera (Kementerian Perumahan Rakyat). Namun disinyalir bantuan itu tidak tepat sasaran dan terkesan tebang pilih.(S.i)
Teks Photo:Kondisi Rumah Jamilah yang Butuh perhatian pemkab sergai (S.i)