TULUNGAGUNG, beritalima.com- Musim penghujan diprediksi masih berlanjut hingga akhir bulan Maret, membuat sebagian wilayah di Indonesia diterjang banjir dan tanggul jebol.
Intensitas hujan sangat deras beberapa hari terakhir dan aliran air sungai yang begitu kencang, membuat tanggul tidak mampu menahan derasnya debit air yang meluap.
Seperti yang terjadi di Desa Pelem Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, derasnya hujan membuat tanggul air jebol dan tanah longsor.
Kepala Desa Pelem Muji Alam melalui Kaur Keuangan Maryono membenarkan kejadian tersebut.
“Benar, akibat hujan deras dari hari Kamis kemarin, sebagian tanggul jebol dan tanah longsor, sehingga, butuh segera diperbaiki,” ucap Maryono.” Minggu, (13/03/2022).
Tanggul jebol berada di 3 Dusun yaitu dusun Tambak, Dusun Pelem, dan Dusun Jambu. sedangkan, 1 Dusun yang mengalami tanah longsor di Dusun Bangak.
“Tanggul jebol Dusun Tambak terdapat dua titik yaitu, sepanjang 4 meter dan 2 meter, berada di RT/RW 02/02, Dusun Pelem, RT/RW 05/02 tanggul jebol sepanjang 2 meter, Dusun Jambu, RT/RW 01/02, sepanjang 2 meter. Sedangkan, untuk tanah longsor berada di Dusun Bangak, tanggul longsor sepanjang 5 meter,” tambah Maryono.
Lanjut Maryono, tanggul jebol belum keseluruhan diperbaiki, dan sudah menghabiskan bahan material sebanyak 20 sesek, patok 60 biji, dan karung berisi pasir sebanyak 125.
Maryono berharap, dengan adanya perbaikan tanggul bisa mengurangi bencana banjir, dan sawah yang tergenang air segera surut.
” Harapannya, dengan adanya perbaikan tanggul, sawah yang tergenang air bisa segera surut dan padi bisa selamat sampai panen tiba. Bisa meningkatkan pendapatan dimasa pandemi,” tambah Maryono.
Maryono juga berpesan kepada seluruh warga, untuk tetap antisipasi dan waspada dengan cuaca yang masih ekstrim ini.
“Pesannya, karena hujan akhir-akhir ini ektrim dan tidak bisa diprediksi, agar warga selalu berhati-hati. Jangan buang sampah sembarangan, sering mengadakan kegiatan bersih-bersih saluran supaya air bisa lancar. Mengadakan kegiatan reboisasi, karena gunung atau hutan gundul,” pungkasnya. (Dst).