BANYUWANGI, beritalima.com – Aksi tolak PT Bumi Suksesindo (PT BSI) didepan kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, akhirnya memancing reaksi masyarakat Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.
Masyarakat tempat beroperasi perusahaan tambang emas, menganggap seluruh aspirasi dalam demo tidak sah.
Sebagai respon, warga meminta Pemkab Banyuwangi, menjelaskan ke Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, bahwa aksi demo hanya mengatasnamakan warga. Bahkan, warga Pancer menyebut para pelaku demonstrasi tolak tambang PT BSI didepan Pemprov Jatim hanya segelintir orang ditambah aktivis dan peserta demo yang tidak diketahui asal usulnya.
“Mohon Bu Gubernur jangan terkecoh, mayoritas warga Pancer tidak setuju dengan demo tersebut. Ini mencederai komunikasi baik yang sudah terjalin di antara kami semua disini selama ini,” kata Prasetyo, salah satu tokoh pemuda Pancer, Kamis (27/2/2020).
Yang sangat disesalkan, entah atas dasar kepentingan apa, segelintir orang tersebut sudah berani terang-terangan mengecoh masyarakat hingga lembaga negara dengan membawa-bawa nama Pancer dan Desa Sumberagung.
Tak ingin kabar semakin liar, lanjut Pras, sapaan akrab Prasetyo, ratusan warga Pancer, Rabu (26/2/2020), menggelar demo pro investasi didepan kantor Bupati Banyuwangi. Selanjutnya mereka langsung bertolak menuju Surabaya, untuk melakukan aksi serupa didepan Gubermuran.
Sekaligus ingin melihat langsung siapa saja oknum yang selama ini demo tolak tambang emas PT BSI dengan membawa-bawa dan meng atas nama kan warga Dusun Pancer maupun Desa Sumberagung.
” Untuk pembuktian bahwa mereka (demonstran tolak PT BSI) benar warga Pancer, ayo kita cek KTP,” tantang Sundik, warga Pancer sekaligus anggota Karang Taruna Desa Sumberagung, sesaat setelah menginjakan kaki dikota Pahlawan Surabaya.
“Biar jelas, apa benar dan berapa banyak warga Pancer yang ada di sini. Coba juga dicek yang demo di Provinsi, berapa sih yang sebenarnya warga Pancer dan berapa yang mengaku-ngaku warga Pancer?,” imbuhnya.
Disebutkan, Dusun Pancer dihuni ribuan warga. Seandainya ada yang belum bisa menerima keberadaan PT BSI, tidak ada larangan untuk melakukan aksi protes.
“Asalkan jangan main klaim bawa-bawa atas nama warga desa kami!,” kata Sundik.
Fenomena catut-mencatut ini sangat disesalkan masyarakat Pancer. Demi kebaikan bersama, warga berharap aparat serta pemerintah bisa hadir dan bersikap tegas. Terlebih dari kacamata warga, ada indikasi campur tangan pihak luar dalam keruwetan diwilayah Pancer.
“Cukup sudah pihak-pihak dari luar Pancer memanas-manasi keadaan. Kami tidak tahu motivasinya apa. Kami hanya berharap suasana kembali aman dan damai,” cetus Sundik.
Pernyataan senada juga disampaikan Budi Wahyono, Ketua Pokmas Wisata Pantai Mustika, Pancer. Menurutnya, berbagai polemik yang terjadi justru berpotensi merugikan masyarakat Pancer sendiri. Khususnya dalam tumbuh kembang sektor pariwisata Pancer yang belakangan sedang naik daun.
“Keadaan ini berpotensi merugikan potensi Pancer sendiri. Wisata Pancer saat ini sedang berkembang yang sangat butuh suasana yang kondusif,” katanya.
Sementara itu, dalam tatap muka dengan massa aksi warga Pancer Rabu kemarin (25/2/2020), Pihak Pemkab Banyuwangi yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan, DR. Ir. H. Guntur Priyambodo, MM., menyampaikan kesediaan untuk meneruskan aspirasi masyarakat kepada Bupati dan DPRD. Dia juga mengaku sangat mengapresiasi langkah damai serta menjaga suasana kondusif dari masyarakat Pancer. Diharapkan masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terpancing oleh isu.
“Akan kami catat dan kami sampaikan kepada Pak Bupati. Tentunya Pak Bupati tidak sendiri juga bersama DPRD,” katanya kepada warga.