Warga Singapura Mengidap Monkeypox (Cacar Monyet), Dinkes Batam Siaga

  • Whatsapp

beritalima.com| Pasca ditemukannya virus Monkeypox (cacar monyet) oleh Pemerintah Singapura, yang terjadi terhadap seorang warga positif mengidap cacar monyet pada 8 Mei 2019 lalu. Meski, Sampai saat ini untuk virus cacar monyet seperti yang viral di negeri seberang belum ada indikasi masuk ke Batam. Hal itu membuat Kota Besar di Kepulauan Riau, pulau yang dekat dengan lokasi tersebut ketir ketir dengan adanya penyebaran penyakit tersebut. Bahkan tak sedikit warga asing maupun WNI melakukan aktivitas lintas daerah Singapura dan Batam, untuk itu Dinkes Batam melakukan berbagai persiapan pencegahan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, bekerja sama dengan Kepolisian Kawasan Pelabuhan (KKP) untuk memasang thermal Detector khusus di pelabuhan International, untuk mendeteksi wisatawan atau warga luar negeri yang masuk ke Batam, membawa virus cacar monyet.

“Saat ini kita belum ada indikasi warga luar yang terinfeksi cacar monyet masuk ke Batam, namun kita sudah melakukan langkah awal dengan memasang thermal detector,” kata Didi Kusmarjadi, Kadinkes Batam, Minggu (12/5/2019).

Dia mengatakan saat ini khusus warga Batam dan warga Singapura dan Malaysia yang keluar masuk dari pelabuhan internasional, dilakukan pemeriksaan. Bahkan, petugas medis disiagakan di Batam untuk melakukan penanganan medis jika ada ditemukan wisatawan ataupun warga yang terindikasi cacar monyet.

“Kita juga sudah siapkan enam ruang isolasi, jika ada ditemukan warga yang terindikasi mengidap cacar monyet. Ruang isolasi kita siapkan dua di RSUD EF dan empat di RSBP Sekupang,”kata Didi.

Sampai saat ini untuk virus cacar monyet seperti yang viral di negeri seberang belum ada indikasi masuk ke Batam.

“Kita siap jika nanti ada indikasi, tim medis selalu stanbay untuk melakukan tindakan medis,” kata Didi Kusmarjadi.

Otoritas kesehatan di Kota Batam, Kepulauan Riau, mengingatkan warga Indonesia untuk tidak takut menyeberang ke Semananjung Malaya, meski di Singapura saat ini, sedang dihebohkan virus cacar monyet atau MonkeyPox.

“Jangan takut ke Singapura, penderita monkeypox di Singpapura itu warga Afrika, dan sudah dikarantina,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep.

Beda virus Monkeypox dan Smallpox

Tak sedikit yang mengira cacar monyet sama dengan cacar air atau cacar biasa alias smallpox.

Dikutip dari TribunStyle.com, berikut perbedaannya.

Cara Penularan

Cacar monyet paling sering ditularkan dari hewan ke manusia, meski tak menutup kemungkinan untuk terjadi dari manusia ke manusia.

Penularan penyakit cacar monyet bisa terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau luka terbuka pada kulit dan mukosa hewan.

Selain itu, konsumsi daging yang terinfeksi virus juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya penularan cacar monyet.

Sementara itu, cacar (smallpox) sangat mudah menular dari manusia ke manusia.

Media penularannya adalah melalui percikan air liur (droplets) atau kontak langsung dengan tubuh seseorang yang sudah terinfeksi.

Masa Inkubasi

Cacar monyet memiliki masa inkubasi selama 5–21 hari.

Sedangkan, masa inkubasi cacar (smallpox) berlangsung selama 7–19 hari.

Masa inkubasi adalah waktu sejak virus masuk ke dalam tubuh hingga menyebabkan timbulnya gejala awal dari penyakit.

Gejala yang Timbul

Gejala cacar monyet tergolong mirip dengan cacar (smallpox), seperti demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, dan timbul ruam di kulit.

Namun, pada kasus cacar monyet, gejala yang terjadi biasanya bersifat lebih ringan.

Gejala khas lain yang membedakan cacar monyet dengan cacar (smallpox) adalah adanya pembesaran kelenjar getah bening, dimana gejala tersebut hanya terjadi pada cacar monyet.

Cara Pencegahan

Belum ada cara pencegahan yang spesifik untuk cacar monyet.

Pencegahan terfokus pada menghindari faktor-faktor risiko yang ada, misalnya menunda berkunjung ke negara-negara endemis penyakit, menghindari kontak langsung dengan hewan primata atau pengerat di wilayah tertentu dan perilaku sejenisnya.

Di sisi lain, cacar bisa dicegah dengan pemberian vaksin smallpox sambil menghindari faktor-faktor risiko yang ada.

Akan tetapi, sejak cacar (smallpox) sudah berhasil dieradikasi pada tahun 1980, vaksin cacar (smallpox) sudah tidak dipasarkan secara luas.

Itulah beberapa perbedaan antara cacar monyet yang sedang menghebohkan warga Singapura dan penyakit cacar yang umum terjadi pada manusia.

Tak ada salahnya untuk tetap waspada di manapun berada, sebab virus cacar monyetini juga memiliki akibat yang sangat fatal, yaitu kematian.

(TribunStyle/Octavia Monalisa/ Tribunnews.com/Chrysnha/TribunStyle.com/TribunBatam/Kompas.com)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *