Warsito, Membuka Kekurangan Surabaya Menuju Warga Sejahtera

  • Whatsapp
Warsito saat mengungkap kekurangan Surabaya demi peningkatan kesejahteraan warga kedepan.

SURABAYA, beritalima.com | Menjelang berakhirnya kepemimpinan Tri Rismaharini, banyak tokoh masyarakat mengkritisi kinerja Walikota Surabaya tersebut. Seorang di antaranya, Warsito.

Pengusaha sukses yang pernah jadi Sekretaris DPD Partai Hanura Jawa Timur ini mengatakan, pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Surabaya dirasa masih sangat kurang. Jumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di kota besar ini perlu ditambah.

“Masa’ kota sebesar ini hanya memiliki RSUD di Surabaya wilayah timur dan barat saja. Ini sangat kurang, sehingga pelayanan kesehatan bagi warga Surabaya jadi tidak memuaskan,” ujar dia, Selasa (6/8/2019).

“Jumlah RSUD harus ditambah, tidak cukup hanya di timur dan barat saja. Dari segi anggaran tidak ada masalah. APBD Kota Surabaya cukup besar, bisa mencover penambahan pembangunan RSUD milik Pemkot,” tambahnya.

Selain itu, kesejahteraan warga Kota Surabaya juga masih jauh dari harapan. Ada beberapa potensi yang tidak tergali maksimal untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kesejahteraan masyarakat Kota Surabaya.

Dia menyebut satu di antaranya Pelabuhan Tanjung Perak. “Surabaya punya Pelabuhan Tanjung Perak, yang di dalamnya di antaranya ada Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI), dan Terminal Teluk Lamong (TTL). Mereka beroperasi di Surabaya, tapi kita warga Surabaya baru kebagian debunya saja,” kata Warsito.

Menurutnya, Pemkot Surabaya seharusnya bisa memanfaatkan potensi tersebut untuk mendongkrak pendapatan asli daerah, sekaligus membuka peluang usaha bagi warganya.

Pemkot Surabaya, lanjut pengusaha ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) ini, bisa saja berkoordinasi dengan Pelindo III selaku pengelola pelabuhan agar anggaran corporate social responsilibilty (CSR)-nya diarahkan untuk kesejahteraan rakyatnya.

Dan dengan panjangnya pantai di Surabaya, mustinya dengan kebijakan Walikota juga bisa memanfaatkan pesisir pantai itu untuk membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar.

Selain itu Warsito juga mengungkap keberadaan 78 pasar tradisional di Kota Surabaya yang belakangan semakin tidak diminati pengunjung.

“Pasar merupakan ajang bisnis riil masyarakat. Di situ para pembeli dan penjual saling bertemu. Tapi sayangnya, perhatian Pemkot terhadap puluhan pasar itu sangat rendah,” kritik politikus ini.

Dia mencontohkan Pasar Tunjungan, yang lokasinya hanya berseberangan dengan Super Mall Tunjungan Plaza. Kondisi pasar itu dibiarkan suram, sehingga berbanding terbalik dengan Tunjungan Plaza yang dikelola secara profesional oleh pihak swasta.

Ironisnya lagi, masih menurut dia, mayoritas Direksi Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya selaku pihak yang bertanggungjawab mengelola puluhan pasar itu, justru harus menjalani proses hukum karena kasus korupsi.

Tidak hanya itu, Warsito juga menyoroti banyaknya sentra pedagang kaki lima (PKL) bentukan Risma yang banyak dikeluhkan para penghuninya. “Coba lihat kondisi sentar PKL yang ada di Surabaya, semuanya sepi. Kalau hitung-hitungan bisnis, tentu saja para pedagang itu rugi. Saya kasihan lihat mereka,” pungkas dianya. (Ganefo)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *