MADIUN, beritalima.com- Acara ritual ziarah ribuan pendekar silat Setia Hati Terate (SH Terate) ke tiga makam sesepuhnya di Kota Madiun, Jawa Timur, ‘ternoda’ oleh ulah beberapa oknum anggota TNI dari salah satu kesatuan yang bermarkas di Kota Madiun, Minggu 2 Oktober 2016.
Pasalnya, saat melakukan pengamanan iring-iringan para pendekar, beberapa oknum TNI melakukan penganiayaan terhadap kontributor Net TV di Madiun, Sony Misdananto.
Peristiwa ini bermula saat Sony mengambil gambar kecelakaan yang melibatkan pengendara umum dengan iring-iringan pendekar. Kemudian ada oknum TNI yang memukul salah satu pendekar. Pada saat itulah, Sony mengambil gambar. Namun rupanya, beberapa oknum TNI tidak berkenan atas pengambilan gambar yang dilakukan oleh Sony.
“Saat saya melakukan peliputan rombongan pesilat (SH Terate) di dekat Jembatan Catur, mendadak ada salah satu rombongan pesilat menyerempet pengguna jalan lain. Naluri saya sebagai jurnalis, langsung mengeluarkan kamera dan mengambil gambar. Tapi tiba-tiba ada oknum TNI yang memiting saya dan kemudian memukuli,” jelas Sony, usai menjalani visum di ruang IRD RSUD dr Soedhono Kota Madiun.
Menurutnya lagi, padahal dirinya sudah menunjukkan kartu identitas sebagai wartawan. Tapi beberapa oknum TNI tidak peduli dan tetap memukuli. “Saya sudah beritahu kalau saya dari Net TV. Selain dipukuli, mereka juga meminta kamera saya dan mengambil kartu memori serta mematahkan,” terangnya.
“Setelah itu, saya diamankan di pos pengamanan. Disitu saya dimintai KTP dan difoto. Saya juga mendapat ancaman jika berani memberitakan,” paparnya.
Beberapa wartawan yang menerima kabar itu, langsung mendatangi lokasi dan membawa Sony ke Sub Den Pom V Madiun. Setelah itu, Sony dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan dengan diantar beberapa wartawan dan anggota POM-AD.
Anggota AJI Kediri yang juga wartawan JTV Madiun, Herpin Pranoto, mengecam keras atas tindakan oknum TNI yang memukul wartawan saat melakukan tugas liputan. Apalagi, wartawan dilindungi Undang-Undang saat menjalankan tugas. “Saya sesalkan dan mengecam kejadian ini. Aparat keamanan tidak seharusnya berbuat seperti itui,” kata Herpin Pranoto.
Kapolres Madiun Kota, AKBP Susatyo Purnomo, selaku komandan pengamanan dalam kegiatan ini, meminta maaf atarg atas kejadian tersebut. “Saya selaku komandan pengamanan kegiatan ini, minta maaf atas kejadian ini. Segala kerusakan atas peralatan kerja seperti kamera dan memori card hingga pengobatan kami ganti dan kami tanggung,” katanya.
Sekitar pukul 17.15 WIB, Sony diajak bertemu dengan komandan salah satu kesatuan yang anak buahnya melakukan penganiayaan. Hadir pula dalam pertemuan ini Kapolres Madiun Kota.
Menurut Sony, dalam pertemuan itu pimpinan kesatuan TNI yang anak buahnya melakukan penganiayaan, meminta maaf dan berharap penyelesaian secara kekeluargaan.
“Tapi saya tidak bisa memutuskan karena masih menunggu pimpinan saya dari Biro Surabaya,”terang Sony. (Dibyo)