Oleh
DR. dr. Robert Arjuna FEAS*
Suatu sore teman baikku pak Diar mengeluh batuk pilek, tak bersuara dan tiba2penciuman hilang lalu dianjurkan test PCR ke Laboratoriun selang sehar dia dinyatakan terkena covid-19 dan dokter minta segers isolasi mandiri jauh dari kontak manusia, diapun ikut perintah seorang berdiam di kamar pakai masker 24jam dan sarung tangan setiap kali berontak dengan orang.
Di masa pandemi seperti saat ini, Anda perlu waspada jika mengalami gejala COVID-19, termasuk hilangnya kemampuan untuk mencium bau. Anda juga patut lebih berhati-hati apabila memiliki riwayat kontak atau sering bepergian ke tempat ramai. Anosmia pada COVID-19 bukanlah gejala yang berbahaya. Namun, kondisi ini juga tidak boleh diabaikan. Waspadai munculnya gejala-gejala COVID-19 lainnya selama melakukan isolasi mandiri. Bila perlu, periksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah gejala anosmia yang Anda alami disebabkan oleh COVID-19.
Anosmia pada COVID-19 ditandai dengan hilangnya kemampuan indra penciuman. Gejala ini umumnya muncul sekitar 2–14 hari setelah tubuh terpapar virus Corona. Mengapa anosmia dapat dialami oleh penderita COVID-19? Anosmia merupakan hilangnya fungsi indra penciuman secara total. Orang yang mengalami anosmia tidak bisa mencium aroma apa pun, baik aroma bunga atau parfum maupun bau tidak sedap, seperti bau busuk dan bau amis.beberapa studi dan laporan kasus menunjukkan bahwa anosmia merupakan salah satu keluhan yang dapat dialami oleh penderita COVID-19, walaupun gejala ini tidak selalu muncul. Sebagian penyintas COVID-19 yang masih terus mengalami gejala tertentu (long-haul COVID-19) juga bisa mengalami anosmia.
Selain infeksi virus Corona, anosmia juga bisa dialami oleh orang yang menderita kondisi lain,
1. rhinitis
2. Polip hidung,
3. sinusitis,
4. Deviasi septum,
5. Gangguan saraf penciuman.
Penyebab Anosmia pada COVID-19 disebabkan oleh
1. Pembengkakan atau penyumbatan di rongga hidung yang membuat bau atau aroma tertentu tidak bisa terciium
2. adanya masalah pada sistem saraf yang berfungsi untuk mendeteksi aroma atau bau.
Penyebab pasti mengapa COVID-19 dapat menimbulkan gejala anosmia masih belum diketahui dengan jelas. Namun, ada dugaan bahwa kondisi ini terjadi akibat peradangan di rongga hidung ketika virus Corona atau virus SARS-CoV-2 terhirup masuk ke dalam tubuh melalui hidung.
Saat melewati rongga hidung, virus Corona dapat menyerang sistem saraf yang berfungsi sebagai indra penciuman di dalam hidung. Gangguan inilah yang diduga dapat menyebabkan gejala anosmia pada COVID-19.Menurut beberapa penelitian, anosmia cenderung muncul di masa awal infeksi dan biasanya akan pulih dalam waktu 28 hari. Anosmia pada COVID-19 juga sering disertai dengan dysgeusia atau gangguan indra pengecap, seperti mulut terasa asam, pahit, asin, atau terasa seperti logam .saat mengalami dysgeusia, penderita COVID-19 bisa kehilangan nafsu makan, bahkan penurunan berat badan. Semakin parah anosmia yang terjadi, semakin buruk pula gangguan pada indra pengecap.dan beberapa gejala lain, seperti demam, batuk kering, sakit kepala, mual, muntah, hingga diare.
Gejala COVID-19 yang berat umumnya lebih berisiko terjadi pada orang yang berusia lanjut atau memiliki penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, asma, dan Hati Jika Anda merasakan gejala anosmia tanpa adanya gejala lain yang berbahaya, segera lakukan isolasi mandiri dan cukupi waktu istirahat minum air putih lebih banyak, serta konsumsi obat penurun panas, seperti paracetamol, jika mengalami demam. Selain itu Anda juga bisa membersihkan bagian dalam hidung untuk mengatasi anosmia.jika muncul gejala COVID-19 yang berat, seperti sesak napas atau demam tinggi yang tidak kunjung reda, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan.
Di bawah adalah beberapa gejala anosmia yang perlu anda ketahui:
1. Menurunnya Indera Penciuman
2. Munculnya Polip
3. Sakit kepala
4. Perubahan Suara
5. Flu
6. Sinusitis
7. Usia
8. Alergi
CARA MENGEMBALIKAN PENCIUMAN
1. Latihan penciuman :Latihan ini melibatkan penciuman berulang dari beberapa aroma, seperti lemon, mawar, cengkeh, dan kayu putih.Masing-masing aroma dihirup dalam-dalam selama 15–20 detik. Saat menghirupnya, usahakan untuk mengingat seperti apa aroma dari bahan-bahan tersebut. Membayangkan bau pada suatu objek diduga dapat melatih kerja ujung saraf indra penciuman.
2. Konsumsi teh jahe :Teh jahe juga dapat Anda gunakan untuk mengatasi anosmia. Jahe sendiri memiliki aroma khas dan menyengat yang dapat membantu Anda dalam melatih indra penciuman.Selain itu, minum teh jahe saat hidung tersumbat dapat meredakan peradangan pada saluran pernapasan sekaligus mengurangi pembentukan lendir yang menyumbat saluran hidung.
3. Irigasi hidung ;Jika anosmia disebabkan oleh infeksi atau alergi, Anda bisa mencoba metode irigasi hidung untuk mengembalikan indra penciuman.
4. Konsumsi obat-obatan tertentu Jika anosmia tak kunjung membaik, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dokter akan meresepkan obat-obatan untuk mengembalikan indra penciuman Anda, seperti:
Demikian ulasan seruput pengetahuan tentang gangguan penciuam/ pembauan saat seserang sedang diserang covid-19 agar jangan panik dan ikut tahap tahap penangan .bila ada masalah berat segera cari dokter anda bukan dengar dari kata teman dan jangan ikut latah tenangkan diri dan berdoa dalam isolasi mandiri,patuhi protokol kesehatan!
RobertoNew 1003 《28.7.21(19.20)》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan