MADIUN, beritalima.com- Wakil Walikota Madiun, Jawa Timur, H. Sugeng Rismiyanto, berharap agar masyakat sigap dan tanggap terhadap bencana. Pasalnya, geografis Kota Madiun yang merupakan daratan yang rendah dan diapit dua dunung, yaitu gunung Wilis dan gunung Lawu, masih memiliki potensi bencana alam yang bisa kapan saja terjadi. Diantaranya gempa bumi, banjir dan angin puting beliung.
Menindaklanjuti hal itu, sebagai bentuk perhatian Pemerintah Kota Madiun untuk mencegah dan mengantisipasi jika terjadi bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Madiun menyelenggarakan kegiatan Penyuluhan Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana tingkat Kecamatan, di Gedung Pertemuan Kantor Kecamatan Kartoharjo, yang dibuka oleh Wakil Walikota Madiun, Senin 10 April 2017.
Dalam sambutannya Wakil Walikota Madiun, H. Sugeng Rismiyanto, menyampaikan bahwa dengan diadakan kegiatan seperti ini, diharapkan ada komunikasi antara Pemerintah Kota Madiun dan masyarakat dalam mengantisipasi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Selain itu kegiatan ini juga sebagai sarana untuk mengajak masyarakat berperan aktif dalam pencegahan dan penanggulangan bencana daerah.
“Badan Perencanaan Pembanguna Daerah (Bappeda) Kota Madiun sudah merencencanakan pembangunan apa saja khususnya yang terkait penanggulangan banjir yang terjadi di Kota Madiun, oleh karena itu dibutuhkan peran aktif dari masyarakat Kota Madiun untuk mengusulkan apa saja yang perlu dibangun dalam menghadapi bencana tersebut”, kata H. Sugeng Rismiyanto.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Madiun, H. Maidi, yang juga hadir sebagai nara sumber, memaparkan tentang manajemen bencana yang akan terjadi dan yang telah terjadi.
“Dalam manajemen bencana, kegiatan yang bisa dilakukan masyarakat dengan Pemkot Madiun antara lain seperti pencegahan, megitasi, kesiapan, peringatan dini, tanggap darurat, pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi”, papar H. Maidi.
“Permasalahan di Kota Madiun yang merupakan daratan rendah, dilewati daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo hulu dengan luas kurang-lebih 6072km² dan sub DAS Kali Madiun dengan luas kurang lebih 3755km², sangat berpotensi banjir kalau pengelolaan aliran sungainya bermasalah”, terang Agus.
Agus juga memberikan informasi dan contoh pemberdayaan penanggulangan bencana berbasis masyarakat dengan mengajak maysarakat untuk mengamati, memantau, melaporkan, dan memberikan informasi kepada petugas BPBD terhadap kondisi lingkungan dan sarpras umum, kesehatan, penyakit, gizi dan faktor resiko penyakit yang ada di masyarakat dan lingkungannya. (Dinas Kominfo Kota Madiun/Dibyo)