MADIUN, beritalima.com- Ada pepatah jawa mengatakan, “Wong Jawa Ilang Jawane (Orang Jawa Hilang Tradisi Jawa-nya)”. Pepatah tersebut menggambarkan, ada orang jawa yang sudah melupakan tradisi dan tatakrama sebagai orang jawa.
Misalnya bagaimana anak muda diharuskan berbicara santun kepada orang yang umurnya lebih tua serta penerapan komunikasi yang tepat menggunakan bahasa jawa ngoko, kromo atau kromo inggil.
Karena mulai terkikisnya nilai-nilai luhur Bahasa Jawa, Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, menggelar
Pelatihan Bahasa Jawa, di gedung Kesenian, Jalan Ringin, Kota Madiun, Selasa 21 Maret 2017.
Pelatihan Bahasa Jawa dalam rangka program pengelolaan keragaman budaya ini, dibuka oleh Wakil Walikota Madiun, H. Sugeng Rismiyanto. Selain undangan yang terdiri seluruh guru Bahasa Jawa dan pemerhati budaya serta masyarakat, hadir pula Sekda H. Maidi.
Wakil Walikota Madiun, H. Sugeng Rismiyanto, mengatakan, dilaksanakannya pelatihan Bahasa Jawa ini, karena kini bahasa Jawa, apalagi tembang-tembang seperti Mocopat dan Panembromo, mulai dijauhi oleh anak muda khususnya.
“Secara langsung maupun tidak langsung, anak muda kita mulai menjauhi itu. Padahal di dalam tembang-tembang seperti Mocopat dan Panembromo, ada nilai-nilai luhur,” kata Wakil Walikota Madiun, H. Sugeng Rismiyanto.
Dalam bahasa Jawa, tambahnya, ada tingkatan tentang nilai-nilai, kapan waktu berbahasa jawa ngoko, kromo dan kromo inggil atau sesuai tingkatannya. “Biar anak muda paham, kapan atau kepada siapa harus menggunakan bahasa jawa ngoko dan halus, sesuai dengan tingkatannya,” pungkasnya.(Adv/Dibyo).
Foto: Dibyo/beritalima.com