Wibisono: ada teroris lagi di Bekasi, berhasilkah program deradikalisasi BNPT?

  • Whatsapp
Pengamat militer dan pertahanan Wibisono

Jakarta, Pekan ini dihebohkan dengan adanya penangkapan teroris di Bekasi , Polisi mengatakan Selasa mereka telah menangkap seorang pegawai Kereta Api Indonesia yang diduga merencanakan menyerang markas polisi atau militer dan terinspirasi oleh ISIS.

Pria berusia 28 tahun yang hanya disebut sebagai DE mengaku termotivasi oleh pengepungan oleh narapidana terorisme di Markas Komando Brigade Mobil (Brimob) Polri di Depok pada tahun 2018, yang berlangsung selama 36 jam dan menewaskan lima polisi dan satu militan, kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar, polisi menyita sebanyak 16 pucuk senjata, yang terdiri dari 11 senjata laras pendek dan lima senjata laras panjang dalam penangkapan pada Senin di Bekasi, Jawa Barat.

Menurut pengamat militer dan pertahanan Wibisono mengatakan maraknya terorisme membuat masyarakat merasa resah. Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat.

“Para teroris biasanya menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan politik, mereka sudah terkapar dengan radikalisme.”ujar Wibisono menanggapi pertanyaan awak media di jakarta Minggu (20/08/2023).

Berhasilkah program deradikalisasi BNPT?.

Wibisono menjelaskan bahwa Radikalisme memiliki arti paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau dengan sikap yang ekstrem.

Salah satunya program BNPT yaitu program deradikalisasi. Deradikalisasi adalah sebuah program yang bertujuan untuk menetralkan pemikiran-pemikiran bagi mereka yang sudah terkapar dengan radikalisme. Yang menjadi sasarannya yaitu para teroris yang ada di dalam lapas maupun di luar lapas.

” Saya pikir Program ini harus bisa diserap dan terus di sosialisasikan disemua instansi dan lembaga negara agar tidak mudah disusupi paham radikal. Deradikalisasi memiliki tujuan untuk menetralisir pemikiran radikalisme. Maksudnya, untuk membersihkan pemikiran-pemikiran radikalisme yang ada pada para teroris sehingga mereka bisa kembali menjadi masyarakat biasa sebagaimana masyarakat lainnya.” Jelas Wibi yang juga sering mengisi pernyataan yang kritis diruang publik.

“Saya berharap program ini terus dilakukan BNPT dan Densus 88 untuk saling memperkuat kordinasi di semua lapisan masyarakat, terutama peran intelijen dalam mendeteksi sekecil apapun gerakan yang akan dilakukan para teroris,” pungkas Wibisono

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait