Wibisono: Isu Kudeta Demokrat diciptakan untuk melegitimasi AHY

  • Whatsapp
Pengamat politik dan kebijakan Publik Wibisono

JAKARTA, Beritalima.com | Sepekan ini kita dihebohkan oleh isu kudeta partai Demokrat, dari kabar yang beredar beberapa orang istana termasuk kepala staf kepresidenan (KSP) Jendral Moeldoko dikaitkan dalam isu kudeta ini, apa benar?

Menurut pengamat Politik dan Kebijakan Publik Wibisono menilai bahwa ada keresahan di internal partai berlambang mercy ini, seharusnya tidak usah panik kalo ini hanya sekedar isu, isu kudeta ini diciptakan untuk melegitimasi AHY sebagai ketum dan mencari empati publik.

“Istilah kudeta adalah pengambilan paksa pimpinan oleh orang yang duduk di internal (Kader partai ), lha apa bisa Moeldoko lakukan itu?,” Ujar Wibisono menanggapi pertanyaan awak media di Jakarta Jumat (12/02/2020).

Tapi, yang saya dengar adalah para kader Demokrat, terutama yang di daerah, menginginkan adanya KLB dan itu sah sah aja menurut AD/ART partai, Kalo kita baca menurut AD/ART Partai Demokrat, KLB dibolehkan dengan syarat 2/3 suara menyetujui diadakannya KLB, dalam rangka menyelamatkan partai, imbuhnya.

“Jadi Moeldoko bisa maju melalui KLB yang digagas oleh para kader didaerah ,itu sangat wajar dan pantas karena konstitusional,” kata Wibisono.

Sebelumnya Demokrat sendiri pernah menggelar KLB di Bali saat menggulingkan ketum Anas Urbaningrum. Partai Demokrat merupakan partai terbuka di mana siapa saja bisa menjadi kader atau pengurus partai bahkan Ketua Umum sekali pun asalkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan partai.

“Seperti ada suara kader Demokrat yang menginginkan Pak Moeldoko untuk dicalonkan sebagai Ketum Demokrat melalui KLB, itu sah-sah saja karena memang Demokrat adalah partai terbuka,” ulas pembina Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara (LPKAN) ini.

Nantinya di KLB pun Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sendiri masih bisa mencalonkan atau bisa juga terpilih lagi. Adanya tuntuan KLB karena ketidakpercayaan atas kepemimpinan AHY, terlebih klimaknya saat AHY menyurati Presiden Jokowi tentang dugaan keterlibatan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dalam isu kudeta.

Sementara itu Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia Anas, RA berpendapat Bahwa Dinamika Partai Demokrat adalah sesuatu yang biasa terjadi di tubuh partai, Kejadian yang menimpa Partai Demokrat ada 3 kemungkinan Pertama ada Kekecewaan internal terhadap Kepemimpinan AHY boleh jadi ada Kader Tak di usung di pilkada 2020 kemarin, Kedua Ada Upaya Mendorong Pergantian Pimpinan Partai dengan dalil AHY terlalu Eksklusif ditemui, Komunikasi Terlalu Retorik.

Ketiga Ada Pihak Kader yang memanfaatkan Tokoh Eksternal untuk ikut terlibat dalam Kisruh Partai Demokrat.

Demokrat di untungkan Oleh Jenderal Moeldoko, karena Beliau Adalah Salah satu Kabinet Jokowi-Amin sehingga diRepresentasikan will Istana, Padahal personil Kabinet Indonesia Maju Ada unsur Partai dan Unsur Profesional , Pak Jenderal Moeldoko dari unsur Profesional sehingga gerakan politik Jenderal Moeldoko adalah repredentase dirinya.

Hanya karena Pak Moeldoko Melekat Jabatannya sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP), maka kedengarannya hampir semua sikap dan gerakan Jenderal moeldoko disematkan Pihak Istana.

Situasi saat ini Malah justru Partai Demokrat di untungkan oleh Jenderal Moeldoko.

Kan kemarin sudah ada kelompok internal demokrat yang sudah bikin gaduh ingin KLB, Ada Kelompok Internal yang Mengkritik sistem pemilihan Ketua Umum yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena tokoh kemarin tak sekaliber Jenderal Moeldoko maka kurang menarik dimata publik. Kisruh partai Demokrat ini menjadi Seksi karena Jenderal Meoldoko sebagai Kepala Staf Presiden.

“Sehingga saat ini AHY sedang di uji kepiawiannya sebagai ketua umum dalam menjaga solidaritas dan loyalitas Pengurus dan kader partainya.” Pungkas Anas

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait