Jakarta, Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 baru saja berakhir dengan aman dan lancar, Indonesia yang menjadi Presidensia G-20 kali ini telah sukses melaksanakan tugasnya sebagai tuan rumah setelah Italy menjadi tuan rumah sebelumnya.
KTT G-20 telah menghasilkan Leader’s declaration, menurut pengamat militer dan pertahanan Wibisono mengatakan bahwa declaration ini beda dengan persetujuan bersama pemimpin G-20 yang disebut communique.
“Leader’s declaration tidak binding dan tidak ada moral obligation untuk menjalankannya,” ujar Wibisono menyatakan keawak media di Jakarta Kamis (17/11/2023).
Lanjutnya, KTT G-20 tidak menghasilkan communique bersama untuk mengakhiri high inflation, foot shortage and global energy crisis.
“Sedangkan Pertemuan G-20 Menteri luar negeri (Foreign Ministers) tidak menghasilkan communique bersama terkait perang Rusia – Ukraina.” Imbuhnya
Begitupun pertemuan pemimpin dunia G-20, presiden Putinpun tidak hadir yang hanya diwakili menteri luar negerinya Sergey Viktorovich Lavrov, tidak menghasilkan communique bersama dalam hal perdamaian dunia, terutama untuk menghentikan perang Rusia dan Ukraina.
Disela sela pertemuan G-20 ternyata Rusia melancarkan Serangan rudalnya ke Ukraina dan Polandia, itu artinya KTT G20 telah Gagal menyerukan perdamaian kedua negara tersebut.
“Sedangkan dalam pertemuan B-20, CEO SPACEX, Elon Musk juga tidak datang untuk menghadiri B-20, hanya ikut secara virtual answering questions dalam satu session, and he hasn’t made any commitments to invest in Indonesia,” kata wibisono
“Jadi pertemuan G-20 secara global dan fundamental tidak memecahkan masalah yang dihadapi oleh global community. Secara umum sukses tapi secara fundamental tidak ada hasil yang signifikan, sayang sekali.” Pungkas Wibisono. (Red)