Jakarta, Pecah perang antara Ukraina dan Rusia telah terjadi pekan ini, Ukraina akhirnya mendapat bala bantuan. North Atlantic Treaty Organization (NATO) untuk pertama kalinya merespons serangan Rusia ke Ukraina.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Jumat kemarin mengatakan NATO mengerahkan elemen pasukan respons cepatnya ke Ukraina. Pasukan NATO yang diterjunkan untuk Ukraina tersebut terdiri dari pasukan darat, udara, laut dan operasi khusus di wilayah sekutu.
Sambil menyampaikan ketegasan sikap NATO, Stoltenberg menyebut bahwa Rusia berusaha untuk menjatuhkan pemerintah Ukraina. “Kami melihat retorika, pesan, yang sangat menunjukkan bahwa tujuannya adalah untuk menghapus pemerintah yang terpilih secara demokratis di Kyiv Ukraina.” Ujarnya
Menurut pengamat militer dan Pertahanan Wibisono mengatakan bahwa peristiwa ini merupakan awal perang dunia ketiga, NATO telah menerjunkan pasukan udara hingga operasi khusus, NATO juga menyuplai lebih banyak senjata ke Ukraina. Beberapa dari 30 sekutu NATO mengumumkan jenis senjata yang akan mereka suplai ke Ukraina, termasuk pertahanan udara, tanpa memberikan rincian.
Sementara itu Sekjend NATO itu juga menegaskan bahwa sekutu tetap borkomitmen mendukung Ukraina di tengah konflik dengan Rusia. “Sekutu sangat berkomitmen untuk terus memberikan dukungan, imbuhnya
Secara terpisah, Jerman mengumumkan akan mengerahkan kompi pasukan ke Slovakia di mana tentara akan membangun bagian dari kelompok perang NATO baru yang akan dibentuk. Latihan militer gabungan yang dilakukan tentara Rusia dan Belarusia, di perbatasan Rusia barat laut dengan Eropa.
Bagaimana dampak Perang Ukraina – Rusia terhadap Indonesia?
Indonesia harusnya mengecam invasi Rusia terhadap Ukraina, dan menyerukan perdamaian ke PBB, selain itu Indonesia patut mewaspadai dampak perang Rusia-Ukraina bagi perekonomian Indonesia.”Sejumlah langkah strategis harus disiapkan secara matang mengantisipasi kemungkinan terburuk bagi kondisi sosial-politik di Indonesia, dominonya yang paling penting adalah harga pangan impor naik diikuti kenaikan barang lokal, biaya logistik melonjak, harga BBM menanti subsidi yang lebih besar, lonjakan harga minyak tak dapat dihindari,” ujar Wibisono keawak media di Jakarta Sabtu (26/02/2022)
Lanjutnya, Indonesia juga harus waspada kemungkinan negara tertentu mengambil kesempatan ketika dunia internasional sibuk menghadapi Rusia. “Gelar operasi militer di Laut Natuna Utara harus tetap dilaksanakan. Jangan sampai terjadi serangan mendadak yang dapat merugikan pertahanan Indonesia,” terang Wibi
NATO dipimpin Amerika Serikat ternyata gagal melaksanakan diplomasi pertahanan untuk mencegah perang.
“Kepentingan NATO juga belum tentu dibuktikan untuk membela Ukraina sebagai salah satu anggotanya,” ulasnya
“Sejak 2014, NATO tidak memberikan reaksi yang proporsional terhadap Rusia. Strategi pendangkalan NATO juga tidak efektif mencegah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi militer secara masif.” Pungkasnya