Wibisono: Pernyataan Gubernur Lemhannas Agus Widjojo keliru, TNI manunggal dengan Rakyat masih relevan

  • Whatsapp
Pengamat militer dan Pertahanan Wibisono

Jakarta, Wawancara gubernur Lemhannas Agus Widjojo bersama Nazwa Shihab di suatu acara TV, bahwa TNI manunggal atau bersatu dengan rakyat sudah tidak relevan lagi menuai banyak kritik dari kalangan akademisi dan purnawirawan TNI.

Dalam menanggapi pertanyaan Agus Widjojo, pengamat militer dan Pertahanan Wibisono menyayangkan pernyataan yang dikemukakan oleh Gubernur Lemhanas Agus Widjojo, bahwa TNI manunggal atau bersatu dengan rakyat sudah tidak relevan lagi, pernyataan pak Agus keliru, TNI masih manunggal dengan Rakyat, TNI tidak dapat dipisahkan dengan rakyat.

“Ya awalnya tentara kan lahir dari bangsa yang berjuang, kita belum punya negara, jadi yang berjuang itu adalah rakyat, rakyat menyatu. Sebetulnya perjuangan merebut kemerdekaan itu ada perjuangan politik, sehingga terbagi-bagi atas laskar-laskar jadi ada laskar Hizbullah, laskar nasionalis dijadikan satu jadi TNI. Sejak awal TNI berdamai dengan politik, harus menyatukan politik,” kata Agus, di video yang beredar di medsos saat menjawab pertanyaan Nazwa Shihab.

Masih kata Agus, narasi-narasi mengenai rakyat dekat dengan TNI sudah tidak lagi, melainkan kini rakyat dekat dengan presiden serta kepala daerah, karena perkembangan jaman.

“Pernyataan Agus Widjojo tidak pantas sebagai Gubernur Lemhanas, pernyataan sebagai opini, bukan sebagai intelektual seorang Gubernur Lemhanas, sebaiknya beliau instrospeksi diri lagi dan belajar sejarah terbentuknya TNI dulu darimana?, ” Ujar Wibisono menyatakan keawak media di Jakarta Senen (11/10/2021).

Lanjut Wibi sapaan Wibisono, TNI berawal dari organisasi yang bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR). Lalu, pada 5 Oktober 1945 diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan diperbaiki kembali untuk susunan yang sesuai dengan dasar militer internasional menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Dulu di zaman DOM Aceh dan DOM Papua memang terjadi hal-hal yang diluar kendali. Saat itu zaman Orba sehingga memang mungkin jalannya seperti itu. Tetapi setelah Reformasi bergulir, setelah TNI jauh terpisah dari Kekuasaan maka yang seperti itu tidak terjadi lagi. TNI sudah berubah jauh sejak reformasi bergulir.

“kebersamaan dan kemanunggalan TNI dan rakyat, dapat diyakini akan menjadi daya tangkal yang maha dahsyat guna menegakkan kedaulatan dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI serta mewujudkan Indonesia berdaulat, mandiri dan berkepribadian. Soalnya bagi TNI, sikap patriotik sejati dan peningkatan profesionalisme serta keberadaannya dicintai rakyat adalah kunci kekuatan TNI dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan negara, ” terang Wibi

Kalau kita berbicara sejarah, Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) pada awalnya dikenal dengan ABRI Masuk Desa (AMD) merupakan program kerjasama lintas sektoral antara TNI, Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dan Pemerintah Daerah, serta Komponen Bangsa lainnya, yang dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan dalam upaya membantu meningkatkan akselerasi pembangunan di daerah-daerah tertinggal, terisolasi, daerah pinggiran dan terbelakang. TMMD sebagai salah satu wujud Operasi Bakti TNI yang sinergis, terintegrasi dan sangat terorganisir, memiliki maksud, tujuan dan manfaatnya yang jelas, baik bagi kepentingan TNI, Masyarakat maupun Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Kemanunggalan tersebut pernah terwujud dalam sejarah pembentukan bangsa Indonesia. Pada masa tersebut ABRI (sekarang TNI) berusaha menduduki posisi sentral dalam pembangunan desa dengan melancarkan program ABRI Masuk Desa (AMD) Tujuan program ini adalah untuk mendorong pembangunan khususnya di daerah- daerah terpencil/ pinggiran dan untuk mempertahankan posisi sentral ABRI serta untuk mendapatkan dukungan rakyat terhadap militer.

“Seiring perkembangan waktu dengan adanya Reformasi ABRI, dengan dipisahkannya Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan TNI pada tanggal 1 April 1999, ABRI Masuk Desa (AMD) berubah nama menjadi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD),” pungkas Wibisono

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait