Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal IV tahun ini akan mengalami pertumbuhan antara minus 2 persen hingga positif 0,6 persen.
Airlangga menyatakan proyeksi itu dapat terjadi jika momentum pemulihan yang mulai terjadi pada kuartal III yaitu terkontraksi 3,49 persen dari minus 5,32 persen di kuartal II dapat terjaga.
Airlangga menuturkan realisasi pertumbuhan ekonomi yang terjadi dari kuartal II ke kuartal III menunjukkan bahwa Indonesia telah melewati titik terendah atau rock bottom sehingga peluang pemulihan harus terus dijaga.
Sementara itu menurut Pengamat Kebijakan Publik Wibisono menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2020 akan terjadi perbaikan meski masih berada dalam zona negatif.
“Kuartal IV masih negatif, kemungkinan kisaran minus dua persen (2%), dan saya prediksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 masih tetap minus dua persen ,” ujar Wibisono menanggapi pertanyaan awak media di Jakarta Kamis (24/12).
lanjutnya, Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II-2020 mencapai minus 5,32 persen dan dinilai sebagai kontraksi yang paling dalam selama tahun ini.
Selanjutnya, pada kuartal III-2020 terjadi perbaikan menjadi minus 3,49 persen.
“Sedangkan masalah Covid, Walaupun ada kabar baik tentang adanya vaksin, tapi kuartal IV masih sangat tinggi, bahkan naik kembali di atas 8.000 kasus,” terang pengusaha yang aktif menulis ini.
Selain peningkatan kasus, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV juga dipengaruhi pemangkasan libur panjang akhir tahun, selama ini penopang pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun biasanya dari libur panjang Natal dan Tahun Baru yakni dari sektor pariwisata dan perjalanan atau transportasi.
Kemudian, beberapa sektor turut memberikan pertumbuhan positif seperti pertanian, perkebunan, pendidikan, informasi dan telekomunikasi, kesehatan, serta kegiatan sosial.
“Di samping itu industri pengolahan, perdagangan dan konsumsi yang berkontribusi besar terhadap PDB juga mengalami positif,” ujar Wibi.
Sementara di pasar keuangan walaupun terjadi penurunan, namun indikator IHSG kembali kepada level sebelum terjadi COVID-19 yaitu di level 5.900 dan kurs rupiah kembali menguat Rp14.100.
“Selanjutnya, dari segi eksternal menunjukkan bahwa neraca perdagangan selama tahun di 2020 positif yaitu pada Oktober sebesar 3,61 miliar dolar AS sedangkan Januari sampai Oktober sebesar 17,07 miliar dolar AS, optimisme selaku ada, tapi pertumbuhan ekonomi di tahun depan 2021 masih minus,” pungkas wibi