Jakarta, Korban Pandemi covid-19 terus meningkat, ini dikarenakan muncul varian virus yang terus bermutasi, ada gejala baru covid-19, sebagai akibat bermutasinya corona menjadi virus-virus baru, seperti virus tangue, dan virus B.1.1.7. dari Inggris dan terakhir virus Eek dari Jepang.
Pemerintah mengonfirmasi mutasi virus corona B.1.1.7, yang pertama kali terdeteksi di Inggris, telah ditemukan di Indonesia. Virus B.1.1.7 lebih menular sekitar 50% dibanding strain aslinya. Para peneliti telah membuktikan, mutasi virus Kent, yang dianggap paling mematikan, mampu 70 kali lebih menular dan dapat menyebar jauh lebih mudah. Meskipun masih terbilang Covid-19, tapi beberapa kejadian infeksi menghasilkan gejala yang berbeda-beda.
Menurut komisaris utama PT Biotech Methodologi Tubuh Indonesia Wibisono menyatakan bahwa salah satunya adalah efek dari virus baru ini adanya gejala baru dari Covid-19.
Mengutip The Guardian, batuk dan sakit tenggorokan lebih sering terjadi pada varian virus corona Inggris, B.1.1.7. Studi di Kantor Statistik Nasional Inggris menemukan, seseorang yang terpapar virus lebih mungkin mengalami batuk, demam dibandingkan varian lama.
“Batuk, demam dan sakit tenggorokan lebih sering terjaadi pada orang yang terinfeksi varian baru virus corona. Laporan mengenai gejala ini meningkat, dari 27% menjadi 35%.” Ujar Wibisono mengatakan ke awak media dijakarta Rabo (14/04/2021).
Bagaimana dengan vaksin?, Masih efektif kah untuk pasien, saya menilai vaksin tidak akan efektif membendung virus virus baru ini, karena penelitian vaksin yang ada saat ini dihasilkan oleh uji klinis diawal tahun lalu 2020, sehingga kemanjurannya sangat diragukan.
Wibi menambahkan, meskipun gejala baru Covid-19 terus-menerus terdeteksi, kita tetap perlu mewaspadai gejala umum dan telah lama terjadi, infeksi virus corona menyebabkan berbagai macam kondisi medis yang dapat berubah, dari gejala ringan hingga parah.
Beberapa gejala Covid-19 yang sering terjadi, antara lain: Demam, batuk kering sakit tenggorokan, hidung berair dan tersumbat,
Nyeri dada dan sesak napas, kelelahan, infeksi saluran pencernaan hilangnya indera penciuman dan perasa, imbuhnya
“Kenali gejala Covid-19 dan lakukan pencegahan sejak dini dengan menerapkan protokol kesehatan (3M) seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, Ingat Pandemi belum berakhir,” tandas Wibi yang juga Pengamat militer dan kebijakan publik.
Maka dari itu untuk lebih aman, kita menjaga kondisi tubuh untuk pencegahan Covid, dengan rutin suntik “immune booster”, immune booster terbukti bisa menjaga stamina dan Immunitas kita terjaga disaat badan lagi drop.
“Suntik immune booster sangat membantu saya untuk menjaga stamina, kita membantu pemerintah untuk pencegahan dan pengobatan Covid, agar penularan Covid jenis baru ini bisa kita redam,” pungkas wibisono