JAKARTA, Beritalima.com | Pekan ini marak berita adanya, virus covid varian baru, Pemerintah resmi melarang warga negara asing ( WNA ) ke Indonesia selama dua pekan, yakni mulai 1 hingga 14 Januari 2021. Namun, larangan ini tidak berlaku bagi kunjungan resmi pejabat setingkat menteri ke atas.
Larangan masuk WNA ke Indonesia dilakukan seiring dengan munculnya strain baru virus Corona atau Covid-19.
“Penutupan sementara perjalanan WNA ke Indonesia dikecualikan bagi kunjungan resmi pejabat setingkat menteri ke atas dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat,” ucap Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi, Senin (28/12/20).
Melansir dari Healthshots, varian baru virus corona Sars-CoV-2 VUI-202012/01 telah menyumbang hampir 60 persen dari semua kasus di London pada pertengahan Desember, jenis ini diperkirakan 70 persen lebih mudah menular daripada strain sebelumnya.
Menurut Pangamat kebijakan Publik dan Pendiri Biotech Methodologi Tubuh Indonesia Wibisono mengatakan Kemungkinan varian baru mungkin sudah datang ke Asia, termasuk indonesia, Inilah alasan mengapa kita perlu meningkatkan jumlah sekuensing genom dan pelarangan WNA masuk ke Indonesia.
“Saya apresiasi keputusan pemerintah yang melarang WNA masuk ke Indonesia, apa termasuk TKA?, kita jangan sampai kecolongan lagi, karena mutasi varian baru dari inggris lebih cepat menular dan sudah ditemukan di singapur, saya khawatir virus ini juga udah datang kesini,” ujar wibi menyatakan ke awak media di jakarta selasa (29/12).
Sedangkan di Afrika, 56 juta orang di Afrika Selatan telah diperingatkan tentang varian baru virus corona ini oleh para ilmuwan. Mereka mengatakan varian baru ini mungkin lebih mudah menular dan umum di kalangan anak muda.
Menurut pakar penyakit menular termuka di afrika selatan Dr Richard Lessells mengatakan masih belum jelas seberapa efektif vaksin yang ada terhadap varian baru virus corona tersebut.
” Kekawatiran yang lain adalah tertularnya penderita covid yang sudah sembuh, karena bukti menunjukkan bahwa gelombang kedua virus corona yang terjadi sekarang lebih dahsyat dari gelombang pertama karena di dorong oleh varian baru,” pungkas Wibi