JATINANGOR – Dalam acara reuni akbar alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN),digelar berbagai kegiatan. Selain acara apel, juga digelar seminar nasional dan pameran. Seminar menghadirkan dua narasumber utama yakni Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto dan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur.
Dalam paparannya, saat jadi narasumber di acara seminar, Menko Wiranto sempat menyentil pernyataan Prabowo Subianto yang mengatakan kemungkinan Indonesia akan bubar pada tahun 2030. Wiranto menyayangkan ada tokoh nasional yang justru menyebarkan pesimis. Harusnya pemimpin itu membangun optimisme.
“Secara umum diprediksi kondisi Indonesia aman namun terdapat potensi kerawanan akibat faksionalisasi elit politik dan tuntutan-tuntutan masyarakat,” kata Wiranto, di Kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat (5/4).
Namun lanjut Tjahjo, kerawanan ekonomi termasuk rendah. Dan, legitimasi pemerintahan dan pelayanan publik, justru diapresiasi dengan baik. Secara umum, Wiranto justru melihat masa depan Indonesia penuh optimisme.
“Indonesia meraih posisi untuk tingkat kepercayaan masyarakat pada pemerintah versi Gallup World Poll (GWP), mengimbangi Swiss yang selama ini selalu berada di peringkat satu,”katanya.
Indonesia, kata Wiranto, akan berada di peringkat 5 di tahun 2030 dengan estimasi nilai GDP US$5.424 miliar dan naik menjadi di peringkat 4 di tahun 2050 dengan estimasi nilai GDP US$10.502 miliar berdasarkan nilai GDP dengan metode perhitungan Purchasing Power Parity (PPP). Terlebih lagi, dominasi ekonomi dunia akan bergeser ke Asia.
“Dimana Indonesia termasuk negara yang memainkan peranan penting di bidang ekonomi”kata dia.
Presiden Jokowi, lanjut Wiranto, ingin membuka sekat atau isolasi. Sehingga pemerataan pembangunan dapat dirasakan seluruh Indonesia.Dan, Presiden Jokowi selalu ingin menumbuhkan optimisme. Dan tak pernah menyebarkan pesimisme.
“Presiden memerintahkan pelaksanaan proyek listrik 35.000 Megawatt terus dikebut untuk memenuhi target 100 persen elektrifikasi di tanah air, sehingga setiap jengkal wilayah NKRI dapat teraliri listrik,” katanya.
Saat ini, kata dia, telah terealisasi sebanyak 773 MW, dimana 168 MW oleh PLN dan 605 MW oleh swasta. Sementara yang dalam tahap konstruksi, 5.205 MW tengah dikerjakan oleh PLN dan 10.061 MW oleh swasta. Dan yang dalam tahap kontrak, 10.255 MW oleh swasta.
“Tahap perencanaan dan pengadaan, 5.884 MW oleh PLN dan 5.694 MW oleh swasta.Di luar proyek pembangkit listrik, telah didapatkan tambahan kapasitas 480 MW berasal dari Marine Vessel Power Plant(MVPP) Amurang 120 MW, MVPP Sumut 240 MW, MVPP Kupang 60 MW,” kata Wiranto.