BENGKULU, beritalima.com – Wisatawan wajib mengetahuinya, ada satu lagi destinasi wisata alam yang terletak di daerah Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Sangat unik dan memanjakan mata bagi para pengunjung, Namanya, Lorong watu yang artinya Lorong Batu, dalam bahasa Jawa, karena disana banyak warga trans yang aslinya dari Pulau Jawa. Lorong watu, yang kemudian diplesetkan oleh para pengunjung yang menjadi “lorong waktu”.
Dari Pusat Kota Bengkulu, untuk dapat mencapai ke lokasi wisata tersebut, wisatawan harus menempuh jarak kurang lebih 2 jam perjalanan, tepatnya di Desa Kemumu, Kota Argamakmur, Kabupaten Bengkulu Utara. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan alam pedesaan yang asri, daerah persawahan yang rapih dan cantik, aliran sungai di kiri kanan jalan menuju ke titik lokasi.
Lorong watu ini adalah aliran sungai yang diapit semacam dinding batu alam yang abstrak dan sangat artistik. Di hulunya terdapat air terjun yang walaupun tidak terlalu tinggi, tapi alirannya sangat deras. Sungainya tidak terlalu dalam. Sekalipun ada titik yang dalam dan sangat cantik dengan warnanya yang kehijauan, tapi tidak terlalu lebar. Buat yang tidak bisa berenang, jangan takut untuk melompat. Paling-paling derasnya arus akan cepat “menghanyutkan” kita ke arah yang dangkal hanya dalam beberapa detik saja.
Medan perjalanan kesana tergolong biasa, hanya sedikit tebing di awal perjalanan. Dalam perjalanan kami sempat bertemu beberapa warga yang sedang memperbaiki jalan tanah yang cukup licin itu. Sepertinya jalan itu sudah bisa dilewati kendaraan roda dua (offroad).
Seperti namanya, lorong watu dikelilingi batuan sungai yang besar, tajam dengan aliran air yang sangat deras. Bagi yang belum terbiasa wajib lah mengenakan perlengkapan safety, seperti: sandal gunung/sepatu sport (tidak usah pakai kaos kaki), rompi pelampung, sarung tangan dan bila perlu setiap satu tim/rombongan membawa tali tambang ukuran sedang.
Disarankan juga kalau bermain-main air disana tidak terlalu lama, karena suhu air gunung yang sangat dingin ditambah dengan suara air terjun yang deras dan kuat dipantulkan dari tebing-tebing dan bebatuan besar disekelilingnya akan membuat sakit gendang telinga kita.
Nah setelah lama bermain-main di hulunya, maka ketika jalan pulangnya tidak akan terasa lama lagi. Aliran air yang awalnya terasa berat dan deras, akan terasa jauh lebih ringan karena fisik kita sudah mulai terbiasa. Suasana alam yang sangat alami akan membuat fikiran kembali fresh dan nuansa keakraban & kekeluargaan bersama sahabat & keluarga akan makin mengental. Demikian. (cw).