Jombang | beritalima.com – Industri pariwisata kian turun akibat pembatasan aktivitas pemerintah, oleh karena itu diminta pemerintah yang dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meminta kepada pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk terus berinovasi dengan menggunakan akselerasi dan digitalisasi.
Namun dari sekian banyak obyek wisata tidak semua daerah di Indonesia, menutup obyek wisatanya di masa pandemi. Salah satunya di Jawa Timur ada 11 Kabupaten/Kota yang ditetapkan Gubernur Jawa Timur menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama dua minggu, yakni 11 – 25 Januari 2021.
Diantaranya adalah Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Blitar. Pengaturan PPKM berpedoman pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2021.
“Obyek wisata di Wonosalam dibuka meskipun daerah lain banyak yang tutup, taoi sesuai dengan Perbup 57/2020 tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum prokes,” kata Camat Wonosalam Haris yang diminta tanggapan sebelumnya.
Namun yang menarik adalah obyek wisata Watu Gudik, di bilangan Dusun Notorejo, Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Jombang, Jawa Timur seluas 1 hektar. Areal destinasi wisata yang sudah berjalan dua tahun itu, cukup terlihat eksotik, berada dipinggiran sungai dan gerojokan air yang diambil dari sumber mata air lereng gunung anjasmoro.
Dari komentar pengunjung, tempatnya asri, nyaman dan bersih. Namun sampai saat ini dari keterangan pemilik destinasi wisata Watu Gudik, perlu perluasan areal dan penambahan spot-spot wisata, seperti gajebo, tempat bakar ikan, dan refling.
“Rencana kita akan memperluas areal dengan lahan yang dimiliki warga. 20 meter kanan sungai akan kita manage dan kerjasama menjadi areal wisata,” jelas Winarno, Pemilik Watu Gudik, yang berhasil dimintai keterangan, Sabtu (23/1/2021).
Dengan perluasan areal itu, menurutnya agar pengunjung bersama keluarganya bisa merasakan gemericik aliran sungai sambil menikmati makanan dan minuman yang tersedia di Watu Gudik.
“Dulu disini (areal Watu Gudik) tempat yang menyeramkan sekarang sudah jadi tempat wisata terlihat banyak yang turun melihat aliran sungai langsung baik anak anak maupun desa,” katanya.
Ditambahkan Winarno, nantinya akan ada petugas yang menjaga kebersihan sungai dan mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan seperti lintah dan ular masuk ke areal wisata sehingga pengunjung merasa aman ketika bermain ke sungai.
“Pelan-pelan kita akan meningkatkan wahana obyek pariwisata, sekaligus tempat cangkruk (nongkrong) dipinggiran sungai pegunungan,” imbuhnya.
Reporter : Dedy Mulyadi