SURABAYA, Beritalima.com-
Sebagian calon wisudawan PCU ini berhasil meraih predikat cumlaude dengan beragam karya inovatif yang dibuat. Mulai dari lampu berbahan limbah ampas kopi dan sabut kelapa, busana dari kain sisa, papan permainan tentang rempah khas Indonesia, hingga desain arsitektur Apartemen Hijau di Surabaya.
Bukan sekadar seremoni kelulusan, momen wisuda di Petra Christian University (PCU) juga menjadi perayaan atas pencapaian akademik dan kreativitas para mahasiswa.
Seperti dalam gelaran Wisuda ke-86 kali ini, para calon wisudawan kembali mencuri perhatian dengan beragam karya inovatif yang mencerminkan semangat, dan keterampilan yang telah diasah selama berkuliah di Kampus Swasta No. 1 di Jawa Timur ini.
Beberapa karya di antaranya dilakukan oleh Ingrid Georgina Henriette Payangan, gadis kelahiran Sorowako, Sulawesi Selatan, yang merupakan calon wisudawan Interior Design PCU ini membuat lampu dari limbah ampas kopi dan sabut kelapa. Total ada lima produk, yakni berupa Hanging Lamp atau lampu gantung, Floor Lamp atau lampu berdiri, dan Table Lamp atau lampu meja.
“Tren konsumsi kopi sangat meningkat, banyak kafe buka dimana-mana, tapi mayoritas ampas kopinya dibuang begitu saja. Di sisi lain, Indonesia menjadi salah satu produsen limbah organik terbesar berupa sabut kelapa, dan masih tertinggal dalam hal inovasi pengolahan limbah ini,” kata Ingrid.
Ia pun mengumpulkan ampas kopi dari kedai-kedai di dekat rumahnya. Material ampas kopi dan sabut kelapa yang dicampur dengan bahan-bahan natural ini menghasilkan pattern organic nan-abstrak saat cahaya lampu dihidupkan.
Karya berjudul “Perancangan Produk Aksesoris Interior dari Limbah Ampas Kopi dan Sabut Kelapa” ini pun membawa Ingrid mendapat predikat cumlaude.
Mengolah limbah menjadi produk yang inovatif dan memiliki nilai jual, Ingrid mengaku punya cita-cita menjadi interior product designer yang memberi dampak baik kepada masyarakat.
“Aku berharap karya ini menginspirasi orang lain untuk mencari potensi-potensi yang dapat dihasilkan dengan pengolahan limbah menjadi produk-produk interior,” pungkasnya.
Sedangkan Fiona Jeannice Sutedja, calon wisudawan dari Textile and Fashion Design PCU ini membuat busana dan aksesoris yang memanfaatkan kain sisa/perca. Memiliki enam model busana ready to wear dilengkapi aksesoris seperti tas, topi, dan pouch, koleksi karya Fiona yang diberi nama FIOJEANS ini memadukan sentuhan kain sisa dengan denim.
Untuk aksesoris, Fiona menjualnya seharga 200 hingga 450 ribu rupiah. Sedangkan bajunya ia hargai satu hingga dua setengah juta rupiah.
“Industri fashion menghadapi masalah serius terkait limbah akibat produksi yang mengikuti trend mode. Jika tidak diolah, dapat mengancam lingkungan, terutama bahan seperti nylon dan polyester yang sulit terurai,” jelas Fiona.
Berbekal pengalaman selama magang di Danjyo Hiyoji, yang merupakan brand fashion lokal di Jakarta, Fiona berhasil menyelesaikan karya ini hingga meraih predikat cumlaude.
Berjudul “Perancangan Busana Ready-To-Wear Genderless Menggunakan Denim dengan Pemanfaatan Upcycling Sisa Produksi dan Sentuhan Unfinished Fabric”, koleksi Fiona ini dapat digunakan oleh laki-laki dan perempuan.
“Targetnya adalah mereka yang berusia 20-35 tahun dan memiliki minat pada fashion modern nan unik. Konsepnya memadukan teknik patchwork dan unfinished fabric untuk menciptakan produk fashion yang berkelanjutan dan estetik,” lanjut Fiona.
Hingga kini, sudah ada lima aksesoris berupa tas dan tiga pouch yang terjual.
Karya menarik lainnya datang dari Fiorella Chelsea, calon wisudawan Desain Komunikasi Visual PCU. Ia membuat karya berjudul “Perancangan Board Game sebagai Media Edukasi untuk Mengenalkan Rempah-Rempah Indonesia kepada Generasi Z”.
Board game ini diberi nama Amborasa.
“Lewat karya ini, aku ingin mengenalkan rempah-rempah Indonesia baik dari wujud, cara pengolahan, dan biasa digunakan untuk masakan apa saja,” rinci Fiorella.
Uniknya, board game buatan gadis asli Surabaya ini juga memiliki miniatur replika rempah yang ia buat sendiri dengan menggunakan clay. Tujuannya untuk membantu pengguna mengenali wujud rempah sesungguhnya walaupun tidak memegang objek aslinya.
Terdapat pula kartu resep dan papan dapur berisi teknik pengolahan rempah dari resep masakan Nusantara. Tak ayal lewat karya ini, Fiorella berhasil meraih predikat cumlaude.
Fiorella mengaku, ini berangkat dari keresahannya terhadap anak muda yang jarang memasak, karena lebih memilih pesan makanan online atau menggunakan bumbu instan.
Setelah riset dan wawancara bersama pakar kuliner Indonesia hingga board game designer, akhirnya Fiorella bisa membuat permainan seru dan unik ini.
“Board game ini bisa dinikmati tanpa terasa sedang ‘belajar’ dan tanpa terkesan menggurui,” tukas calon wisudawan yang bercita-cita menjadi Creative Designer itu.
Sementara itu, calon wisudawan Architecture PCU yakni Alexander Anderson Meidianto membuat gagasan desain arsitektur berupa Apartemen Hijau di Surabaya dalam Tugas Akhir-nya.
“Hasil desainnya adalah sebuah proyek bangunan residential-led mixed-use yang menerapkan fitur-fitur desain hijau pada sekujur bangunannya,” kata Alexander.
Meraih predikat cumlaude, Alexander menyebut fitur-fitur desain hijau yang ia gunakan itu dapat menjawab permasalahan urban di Kota Surabaya, yaitu Urban Heat Island.
Ia memastikan, desainnya mampu menciptakan lingkungan hidup yang nyaman, menurunkan suhu bangunan, dan mengurangi penggunaan AC serta listrik.
Mendalami tipologi bangunan tinggi, Alexander mengaku tertarik terhadap dampak yang dapat diberikan arsitektur kepada suatu kota.
“Proyek ini berfokus pada pengintegrasian elemen-elemen alam ke dalam bangunan dengan menggunakan pendekatan Nature-based Placemaking, agar memberi laluan cahaya dan udara secara alami,” tambah Alexander.
Ia pun mewujudnyatakan karya desain ini menjadi sebuah maket berukuran A2 (42.0 cm x 59.4 cm).
Keempat calon wisudawan di atas beserta calon wisudawan lainnya akan mengikuti prosesi wisuda pada 6-7 September 2024, di Auditorium Gedung Q, Kampus PCU.
Pada Wisuda ke-86 ini, PCU akan meluluskan 1.172 wisudawan, terdiri dari 1.076 lulusan Program Sarjana (S1), 51 lulusan Program Magister (S2), dan 45 lulusan Program Profesi.
Sebagian besar wisudawan kali ini adalah mahasiswa yang memulai perkuliahan secara daring akibat pandemi Covid-19.
Sekilas tentang Petra Christian University (PCU), sebuah universitas swasta yang berdiri sejak tahun 1961 bertempat di Surabaya, Indonesia.
PCU memiliki fakultas-fakultas yang terkemuka di bidang pendidikan, teknologi, konstruksi, bisnis, industri kreatif, dan kedokteran.(Yul)