KEDIRI, beritalima.com – Serka Samsuri, sehari-hari aktif di Koramil 01 Kota sebagai Babinsa Semampir, dan koleksi benda-benda seni tak luput dari perhatiannya. Bergenre “Sorot Babinsa”, mengupas tuntas serba serbi seputar kehidupan Babinsa jajaran Kodim 0809 Kediri, diluar aktifitas kesehariannya dalam menjalankan tugas.
Ia tinggal di Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, dan tak pernah mengabaikan tugasnya sebagai Babinsa, walaupun ia getol sekali kontak darat dengan beberapa pecinta benda-benda seni.
Sebagaimana dikatakannya, hobi mengkoleksi benda-benda seni bukan hal yang baru baginya, lantaran benda-benda tersebut, sebagian besar berstatus warisan orang tua, alias bukan dari hasil mendapatkannya. Dari sekian banyak benda-benda seni yang dimilikinya, hanya batu akik saja yang benar-benar hasil ia dapatkan. minggu (17/2/2019)
Diungkapkannya, ia memiliki koleksi berupa bambu lar kumbang tembus enam lubang, patung kuningan Dewi Sekartaji, tombak cleret, keris omyang, kol buntet dan batu akik sebanyak 5 biji.
Khusus patung yang terbuat dari bahan kuningan dan berwujud Dewi Sekartaji, ia mengaku tidak tahu apa latarbelakangnya, baik fungsi atau kegunaan. Hal ini dikarenakan minimnya informasi sewaktu ia masih remaja. Terlebih lagi, keberadaan patung itu diketahui sudah ada di era kakek buyutnya masih hidup.
Konon, patung Dewi Sekartaji tersebut diperoleh kakek buyutnya lewat kontak atau pengambilan dari dimensi lain. Terkait kebenaran akan kontak atau pengambilan tersebut, ia memastikan sama sekali tidak memikirkannya, karena ia lebih fokus pada seni, sekaligus koleksi benda-benda bergenre tempo dulu, apalagi benda tersebut berstatus warisan orang tua.
Sedangkan tombak cleret dan keris omyang, diketahui Serka Samsuri merupakan benda yang diwariskan secara turun temurun. Secara kebetulan, ia adalah pewaris dari benda-benda berlebel “pusaka” ini.
Sejak dulu, kedua benda pusaka tersebut dijadikan koleksi seni dirumah kedua orangtuanya, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan sesuatu yang berbau supranatural atau mistis. Kedua benda pusaka ini, tidak pernah lupa selalu dirawat sesuai dengan tradisi dan budaya yang mengakar.
Bambu lar kumbang tembus 6 lubang, benda satu ini, tidak dipajang atau ditempel di dinding rumah, tetapi disimpan dalam lemari. Hal ini disebabkan benda ini rentan akan kerusakan, apabila dipajang atau ditempel di dinding. Sama halnya, kol buntet, benda ini disimpan dalam lemari, lantaran bentuknya yang kecil, rawan hilang atau jatuh.
Sementara itu, batu akik berjumlah 5 biji, diperolehnya di 5 tempat yang berbeda, yaitu Surabaya, Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Tuban. Diperolehnya batu akik tersebut, hasil kontak darat antar komunitas pecinta batu akik, yang berujung ketertarikan untuk membelinya. Bila ditotal, kelima batu akik tersebut nilainya memang tidak terlalu mahal, hanya sekitar Rp 2.500.000,- atau rata-rata senilai Rp 500.000,-. Walaupun tidak terlalu mahal, batu akik ini bukan nilainya yang diinginkan, melainkan seni koleksi batu akik itu. (dodik)