Wujudkan Kota Bebas Sampah Popok, Pemkot Surabaya Bersama Bumbi Aktif Edukasi Manfaat Penggunaan Popok Kain

  • Whatsapp

Surabaya, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berkolaborasi dengan Bumbi, sebuah gerakan sosial yang fokus pada lingkungan, sedang gencar melakukan sosialisasi penggunaan popok kain yang bisa dipakai berulang sebagai alternatif popok sekali pakai.

Kegiatan ini adalah bagian dari program Bloomberg Mayor Challenge 2025 yang digagas oleh Robert Bloomberg Philanthropies, di mana Surabaya menjadi satu-satunya kota dari Indonesia yang berhasil masuk dalam 50 finalis terbaik.

Sosialisasi diadakan di berbagai lokasi, yaitu RSIA Kendangsari Merr, Balai RW 2 Kelurahan Wonokromo Jalan Karangrejo VI Nomor 39 dan RW 7 Kelurahan Wonokromo Jalan Pulo Tegalsari VI Nomor 21.

Kepala DLH Kota Surabaya, Dedik Irianto menjelaskan bahwa tujuan utama program ini adalah mengubah perilaku masyarakat dari penggunaan popok sekali pakai menjadi popok kain.

“Selain sosialisasi, kami juga punya pilot project berlokasi di Wonokromo dengan target 200 bayi. Perkembangannya akan dipantau hingga Oktober untuk melihat keberhasilannya,” kata Dedik, Jumat (5/9/2025).

Dedik menjelaskan bahwa penggunaan popok kain memiliki empat manfaat utama, pertama mengurangi sampah popok sekali pakai yang mendominasi di tempat sampah dan sungai di Kota Pahlawan.

“Sampah anorganik di Surabaya, termasuk popok dan pembalut, mencapai 40 persen,” imbuhnya.

Kedua, ungkap Dedik, popok kain yang terbuat dari katun dapat mengurangi risiko ruam dan infeksi saluran kencing pada bayi yang sering terjadi akibat bahan plastik pada popok sekali pakai.

“Ketiga, penggunaan popok kain jauh lebih hemat. Perkiraan biaya popok sekali pakai mencapai ratusan ribu per bulan, apabila diganti dengan popok kain orang tua bisa berhemat pengeluaran tersebut,” jelasnya.

Kemudian, manfaat keempat adalah produksi popok kain ini juga memberdayakan kaum wanita dan penyandang disabilitas di Surabaya.

Tak hanya melakukan sosialisasi, Pemkot Surabaya juga menjalin kerja sama dengan rumah sakit, salah satunya RSIA Kendangsari. Rencananya, paket melahirkan di rumah sakit akan mencakup popok kain sebagai alat peraga bagi para ibu. Dengan begitu, tenaga medis seperti dokter dan bidan juga turut andil dalam mengedukasi masyarakat.

“Kami berharap dengan maraknya sosialisasi yang dilakukan akan semakin banyak masyarakat yang mengetahui manfaat popok kain dan mereka mau menggunakan. Apabila banyak yang memakai popok kain, tentunya sampah popok sekali pakai yang banyak mencemari sungai akan berkurang di Kota Surabaya,” harap Dedik.

Founder and CEO Bumbi, Celia Siura mengatakan bahwa tujuan utama mereka adalah membuat Kota Surabaya bebas dari sampah popok dan pembalut. “Selama ini masyarakat belum banyak yang tahu soal popok kain. Dengan edukasi dan pembagian tester, kami ingin mereka merasakan langsung manfaatnya,” ujar Celia.

Dalam edukasinya, Celia menekankan kepada masyarakat untuk mencintai lingkungannya dengan tidak membuang sampah popok sekali pakai ke sungai. Sebab, air sungai merupakan bahan baku PDAM dalam mencukupi kebutuhan air masyarakat.

“Jadi kami ingin juga mengajarkan masyarakat bahwa air yang mereka minum saat ini itu tercemar pokok sekali pakai,” tegasnya.

Ia menambahkan, sosialisasi yang dilakukan juga mengajak orang tua untuk langsung mencoba penggunaan popok kain dengan cara memberikan tester secara gratis.

“Tujuannya supaya masyarakat merasakan dulu, kemudian mereka mengadopsi dan memilih menggunakan popok kain ketimbang popok sekali pakai,” pungkasnya. (*)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait