Jakarta, Ibukota negara akan segera pindah ke Nusantara (IKN) yang terletak di penajam pasir Utara Kalimantan Timur, lalu jakarta akan berubah menjadi kota dagang/bisnis atau kota megapolitan, tentunya tidak bisa abai dalam membangun dan mengembangkan diri menjadi kota maju.
Salah satu tantangan kota Jakarta adalah masalah penurunan permukaan tanah yang selalu menghantuiku di wilayah Jakarta Utara (land subsidence), yakni naiknya permukaan air laut atau banjir ROB serta bahaya banjir akibat luapan sungai Ciliwung dan pesanggrahan yang setiap tahun menjadi momok bagi masyarakat Jakarta.
Salah satu upaya dalam penanggulangan banjir akibat luapan sungai Ciliwung dan pesanggrahan adalah membuat proyek terowongan multi fungsi terpadu atau yang dikenal dengan Jakarta Integrated Tunnel (JIT).
Proyek yang digagas oleh PT.Antaredja Mulia Jaya Indonesia ini telah mendapat ijin prinsip dari Pemrov DKI sejak dijabat oleh Jokowi Widodo dan Basuki Tjahaja purnama (AHOK), dan sudah mendapatkan rekomendasi teknis (kajian cepat tahun 2016) dari kementerian PUPR untuk dilanjutkan ke studi pendalaman atau Bankable FS (surat Mentri PUPR bulan September 2021).
Menurut komisaris utama PT.AMJ Wibisono mengatakan bahwa walaupun jakarta sudah tidak lagi menjadi ibukota negara, tapi kondisi kota ini harus diselamatkan, terutama terkait land subsidence dan banjir setiap tahun akibat luapan sungai Ciliwung dan pesanggrahan.
“Saya akan terus bertekad untuk mewujudkan proyek terowongan ini agar segera bisa dibangun tanpa memakai anggaran dari APBD maupun APBN,” ujar Wibisono
Sementara itu menurut direktur utama PT.AMJ Prof Agus Sidharta mengatakan bahwa proyek JIT ini adalah bagian dari proyek 6 ruas jalan tol yang dua ruasnya yakni (Balekambang-manggarai dan ulujami-tanah Abang) disubstitusi jadi tol terowongan yang berfungsi sekaligus untuk pengendalian banjir (sesuai rekomendasi Mentri PUPR) dan sudah menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN), proyek ini senilai USD 3 billion atau 45 Triliun rupiah.
“Oleh karenanya proyek ini tidak akan membebani anggaran negara dalam penanggulangan banjir, karena disubsidi oleh pemasukan dari jalan tolnya, semoga proyek ini bisa jadi kado terindah bagi pemerintahan Jokowi yang akan berlanjut ke pemerintahan Prabowo-Gibran,” pungkas Agus Sidharta