Oleh: HM Yousri Nur Raja Agam *)
Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syarikalaka labbaik. Innalhamda, wanni’mata, laka wal mulk, laa syarikalak.
Begitulah suara “talbiyah” sahut-bersahut yang dilafadzkan para jamaah haji. Berulangkali deru suara menggema mulai berangkat dari tanah air, hingga sampai di tanah suci. Begitu pula, saat berada harramain — kota Makkah dan Madinah — para jamaah, tidak pernah bosan mengalunkan kalimat berbahasa Arab itu.
Tahun 2023 M, yang bertepatan dengan 1444 H, jamaah haji Indonesia berjumlah 221 ribu orang. Jamaah itu terbagi atas 203.320 haji reguler dan 17.680 haji khusus. Haji reguler diatur oleh Pemerintah dan haji khusus, dikelola perusahaan swasta.
Kuota haji reguler itu terdiri atas 190.897 jemaah haji tahun berjalan dan 10.166 kuota prioritas lanjut usia. Di samping itu, 685 orang dari KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) dan 1.572 PHD (Petugas Haji Daerah).
Berdasar data yang diungkap Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Dr Tawfiq Al-Rabiah, tiap tahun jemaah yang menunaikan haji rata-rata 2 juta orang. Namun tahun ini, dengan adanya tambahan kuota, jumlahnya membengkak mencapai 2,6 juta orang. Jemaah haji asal Indonesia merupakan jemaah terbanyak “di dunia” dibanding jemaah negara lain.
Kendati demikian, saat terjadi pandemi Covid-19, terjadi pengurangan jemaah. Tahun 2020, hanya untuk 1.000 jemaah haji domestik. Tahun 2021, kuota haji bertambah menjadi 60 ribu, juga masih dikhususkan untuk warga Arab Saudi. Setelah kasus Covid-19 melandai, Pemerintah Arab Saudi membuka kesempatan pengiriman jemaah dari luar negeri sebanyak 85 persen, dengan total hanya satu juta jemaah.
Secara rinci, data jemaah haji reguler dari 34 provinsi tahun 1444 H atau 2023 M ini adalah sebagai berikut:
1. Aceh: 4.378
2. Sumatera Utara: 8.328
3. Sumatera Barat: 4.613
4. Riau: 5.047
5. Jambi: 2.909
6. Sumatera Selatan: 7.012
7. Bengkulu: 1.636
8. Lampung: 7.050
9. DKI Jakarta: 7.926
10. Jawa Barat: 38.723
11. Jawa Tengah: 30.377
12. DI Yogyakarta: 3.147
13. Jawa Timur: 35.152
14. Bali: 698
15. NTB: 4.499
16. NTT: 668
17. Kalimantan Barat: 2.519
18. Kalimantan Tengah: 1.612
19. Kalimantan Selatan: 3.818
20. Kalimantan Timur: 2.586
21. Sulawesi Utara: 713
22. Sulawesi Tengah: 1.993
23. Sulawesi Selatan: 7.272
24. Sulawesi Tenggara: 2.019
25. Maluku: 1.086
26. Papua: 1.076
27. Bangka Belitung: 1.065
28. Banten: 9.461
29. Gorontalo: 978
30. Maluku Utara: 1.076
31. Kepulauan Riau: 1.291
32. Sulawesi Barat: 1.453
33. Papua Barat: 723
34. Kalimantan Utara: 416
Udara Panas
Allahu Akbar, Allahu Akbar, AllahuAkbar
Lailaha illallah, wallahu akbar walillahilhamd.
Saat ini jemaah dari Indonesia bersama jemaah haji negara lain sedang menjalani prosesi ibadah haji. Pemberangkatan jemaah dibagi dua gelombang. Untuk gelombang pertama, dari tanah air langsung terbang ke Madinah. Cuaca tahun ini cukup panas. Temperatur di siang hari antara 27 hingga 41 derajat Celcius. Sehingga jemaah dianjurkan sering berlindung dari sinar matahari dan banyak minum air putih. Di samping itu tetap memakai alas kaki, karena jalan aspal panas.
Selama delapan hari jemaah melaksanakan ibadah shalat arbain di Masjid Nabawi. Jemaah melaksanakan shalat fardhu, lima waktu setiap hari. Sehingga delapan hari itu jumlah waktu shalat fardhunya 40 kali. Inilah yang disebut shalat arbain. Selain itu juga melakukan ziarah ke makam Rasulullah yang berada di Masjid Nabawi tersebut. Bahkan, jemaah juga ada yang mengunjungi tempat bersejarah di sekitar Kota Madinah.
Tempat yang sering didatangi jemaah adalah Masjid Kuba. Yaitu, masjid yang dibangun rombongan Nabi Muhammad saat awal hijrah dari Mekah ke Madinah. Jaraknya sekitar 5 kelometer di luar kota Madinah. Ada lagi Masjid Kiblatain, yaitu masjid dengan dua kiblat. Di masjid inilah turun wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad, agar mengubah arah kiblat shalat yang semula menghadap ke arah Masjidil Aqsa, menjadi ke arah Ka’bah di Masjidilharam, Mekah.
Selain itu juga berkunjung ke Ubud dan Handaq, Masjid Jumah dan tempat bersejarah lainnya di zaman nabi. Kesempatan lain, misalnya melihat perkebunan kurma, ziarah ke Makam Baqi dan masih banyak lagi.
Setelah delapan hari di Madinah, jemaah berangkat menuju Mekah melalui jalan darat. Naik bis. Sesampai di Kota Bir Ali, bis berhenti. Jemaah memulai prosesi haji dengan melakukan kegiatan miqat. Sejak saat itu, jemaah mengenakan busana Ihram. Melafadzkan niat Haji dan Umrah wajib, dimulai dengan menuju ke Masjidilharam di Makkah al Mukarramah. Perjalanan dari Madinah ke Mekah yang berjarak 480 kilometer itu, rata-rata sekitar 6 sampai 8 jam.
Sesampainya di Mekah, jemaah langsung melaksanakan rukun haji. Mulai dari Thawaf keliling Ka’bah, Sa’i di bukit Safa ke Marwa (yang berada di kawasan Masjidil Haram), dan Tahalul.
Selanjutnya jemaah beristirahat di hotel, pemondokan selama di Mekah. Di Mekah ini menunggu sampai waktu wukuf tanggal 9 Zulhijjah.
Berbeda dengan jemaah gelombang pertama, jemaah gelombang ke dua, dari tanah air, terbang langsung ke Jedah. Dari Jedah jemaah berganti pakaian Ihram. Seharusnya miqat berada di atas langit Ya Lamlam, tetapi Ulama sepakat memindahkan miqatnya mulai dari Jedah. Dari Jedah, setelah melafadzkan niat Haji dan Umrah, seperti jemaah dari Madinah yang melewati Bir Ali. Perjalanan darat, langsung menuju Kota Mekah. Sesampai di Mekah, menuju Masjidil Haram, terus memulai prosesi Haji dan Umrah. Sama seperti yang dilakukan jemaah gelombang pertama. Lalu, beristirahat di hotel, sampai menjelang puncak ibadah haji, yaitu Wukuf di Arafah, 9 Zulhijjah.
Pelaksanaan ibadah haji, memang berbeda dengan Umrah. Haji, hanya sekali setahun tanggal 9 Zulhijjah dan puncaknya Wukuf di Arafah. Sedangkan Umrah, hanya berangkat dari miqat, menuju Masjidilharam. Thawaf keliling Ka’bah, sai dan tahalul. Selesailah Umrah.
Menjelang puncak ibadah haji di Arafah, jemaah haji, dari Mekah lebih dulu berangkat tanggal 8 Zulhijjah menuju Muzdalifah. Di Muzdalifah ini, di sekitar Masjid Namira, jemaah Mabid atau bermalam. Sekaligus memungut batu kerikil minimal 49 untuk nafar awal dan 70 untuk nafar tsan. Batu kerikiil dipergunakan untuk lempar jumrah di Mina, setelah Wukuf di Arafah. Dari Muzdalifah, jemaah meneruskan perjalanan ke Arafah. Selama satu hari berada di Arafah, menempati tenda atau kemah. Menjelang kegiatan Wukuf yang berlangsung sejak shalat Zuhur hingga Ashar, jemaah bisa berjalan menuju Bukit atau Jabal Rahmah. Di bukit ini berdiri sebuah tugu. sebagai lambang tempat pertemuan Adam dengan Hawa, asal-usul manusia di bumi.
Puncak Ibadah Haji
Puncak acara ibadah Haji, “setiap tahun hanya satu kali”. Tiap tanggal 9 Zulhijjah. Pada hari itu, disebut hari Arafah, karena pada hari itulah dilaksanakan Wukuf di Padang Arafah. Tahun 1444 Hijriah, tanggal 9 Zulhijjah di Arab Saudi, adalah hari Selasa tanggal 27 Juli 2023.
“Al Hajju Arafah” — Haji itu di Arafah. Jadi, tidaklah seseorang, dinyatakan sudah melaksanakan Rukun Islam yang ke lima, yaitu: Haji, apabila dia tidak berada di Arafah, Wukuf tanggal 9 Zulhijjah.
Walaupun, seseorang berada di Arafah, tetapi bukan tanggal 9 Zulhijjah, dia tidak dinyatakan melaksanakan wukuf. Wukuf, hanya sekali dalam setahun. Sehingga dalam keadaan sakit, bahkan pingsan atau tidak sadarkan diri, jemaah calon haji yang menjadi pasien di rumahsakit, juga dibawa Wukuf ke Arafah tanggal 9 Zulhijjah. Mereka dinaikkan kendaraan ambulans, beriring-iringan menuju Arafah, berhenti untuk Wukuf, kemudian melintasi padang Arafah dan Mina, kembali ke Mekah. Kegiatan ini dikenal sebagai “Safari Wukuf”
Wukuf diawali dengan khutbah wukuf di kemah atau tenda besar. Biasanya setiap satu kloter ada satu tenda besar yang menghimpun jemaah antara 200 sampai 500 orang. Berikutnya, dilanjutkan salat zuhur dan ashar dijamak dan diqasar, dengan berjamaah. Artinya, shalat Zuhur hanya dua rakaat, dilanjutkan shalat Ashar, juga dua rakaat.
Dengan mengikuti prosesi Wukuf di Arafah, maka para jemaah, sudah resmi menyandang predikat
Haji. Juga sebutan Hajjah untuk kaum ibu. Tinggal meneruskan acara lanjutan lempar tiga jumrah di Mina. Bisa mengikuti nafar awal atau nafar tsani, kembali ke Mekah menunaikan Thawaf wadak atau penutup. Setelah itu jemaah pulang ke pemondokan di Mekah.
Setelah selesai menunaikan ibadah haji, jemaah bersiap untuk pulang ke tanah air.
Jemaah gelombang pertama, tinggal menunggu giliran pulang ke tanah air dati Bandara King Abdul Azis, Jedah. Sedangkan jemaah gelombang kedua, juga menunggu giliran menuju Madinah untuk menunaikan shalat arbain dan ziarah sebagaimana yang sudah dilaksanakan jemaah gelombang pertama. Setelah delapan hari di Madinah, jemaah haji, siap meninggalkan tanah suci, dari Bandara Muhammad Abdul Azis, kembali ke kampung halaman di Indonesia.
Sudah sangat jelas prosesi perjalanan haji, sampai dengan puncaknya, wukuf di Arafah, 9 Zulhijjah 1444 H yang bertepatan dengan hari Selasa, 27 Juni 2023. Sehari berikutnya, tanggal 10 Zulhijjah, dilanjutkan dengan shalat Iduladha dan memotong ternak dan pembagian daging kurban.
Namun, kita di Indonesia, tanggal 10 Zulhijjah 1444 H, “tidak sama”. Pemerintah Indonesia, menetapkan tanggal 10 Zulhijjah 1444 H, adalah hari Kamis, 29 Juni 2023. Sedangkan Organisasi Muhammadiyah, sama dengan di Arab Saudi, yakni tanggal 28 Juni 2023.
Kendati, shalat iduladha sudah berlangsung, hari Rabu, 28 Juni 2023, PP (Pimpinan Pusat) Muhammadiyah menyerukan kepada anggotanya untuk menyembelih dan membagikan daging kurban bersamaan pada Hari Kamis, 29 Juni 2023.
Saya memyatakan hormat kepada pimpinan organisasi Muhammadiyah yang begitu menjunjung tinggi makna perbedaan. Bahkan saya angkat ke dua tangan di depan wajah saya dengan menyusun jari yang sepuluh. Saya salut kepada semua yang membuka hati dalam mewujudkan toleransi sesama umat.
Semoga suasana saling menghormati dalam melaksanakan ibadah ini, benar-benar bisa menjadi budaya kita sebangsa dan se tanah air ini.
Aamin ya rabbal ‘alamin.
Selamat Iduladha 1444 H. Semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT.
Selamat nenunaikan ibadah kepada seluruh Jemaah Haji Indonesia yang sekarang masih di tanah duci. Semoga menjadi Haji yang Mabrur.
Wassalam
*) HM Yousri Nur Raja Agam–
Wartawan Senior — Dewan Pakar PWI Jatim —
Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Jawa Timur.