JAKARTA, beritalima.com – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menjadi pembicara kunci di hadapan ratusan peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR dan Kesadaran Bela Negara dalam rangkaian acara Sarasehan Nasional Bela Negara Yayasan Barisan Patriot Bela Negara (YBPBN), di Gedung Nusantara V, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/9).
Dalam kesempatan itu, Zulkifli mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga nilai-nilai luhur keindonesiaan. Termasuk berperan aktif dalam mempertahankan negara dari berbagai ancaman.
“Saat ini tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan bangsa sifatnya sudah multidimensi. Bentuk bela negara penting untuk kita pahami sebagai bakti dan pengorbanan kita kepada bangsa dan negara,” ujar Zulkifli.
Ketua Umum PAN ini memaparkan, bentuk bela negara bisa dengan cara yang bermacam-macam. “Senantiasa menjaga kebersamaan, persatuan, persaudaraan, harmoni dan toleransi dalam keberagaman adalah bentuk bela negara yang mendasar sebagai satu kesatuan bangsa,” sambungnya.
Zulkifli menegaskan pentingnya pembangunan karakter bangsa terhadap generasi muda sejak dini, karena jika tidak melakukan pembangunan karakter bangsa. Maka bangsa ini ke depannya akan kehilangan jati diri. “Membangun karakter bangsa itu tidak boleh terlambat. Penting kita melakukan dan melaksanakan Sosialisasi Empat Konsensus dasar bernegara,” tutup Zulkifli.
Hal senada diungkapkan Wawan, Ketua Umum Yayasan Barisan Patriot Bela Negara. Ia menyatakan bahwa semua elemen bangsa harus menyadari bersama-sama menanggulangi intolerasnsi, radikalisasi, dan darurat narkoba. Oleh karena itu menurutnya harus membantu program pemerintah.
Masih diungkapkan Wawan, kegiatan bela negara sudah dilaksanakan sampai 34 provinsi di Indonesia, kendati tidak menyentuh langsung dengan gerakan-gerakan yang mengancam negara karena sudah pihak kepolisian yang menangani. Yayasan Barisan Bela Negara menurutr Ketua Umum sifatnya untuk mengantisipasi yang sifatrnya mengancam negara.
Dengan begitu dikatakan Wawan, proses bela negara tidak seperti membalikan telapak tangan untuk menyelesaikan intoleransi tapi tetap optimis. Namun demikian program bela negara ini sudah sering dilakukan oleh Kemenhan RI, Menkopolhukam, dan Pemda-Pemda. “Apalagi sekarang ini banyak yang tidak hafal pancasla dan lagu-lagu kebangsaan. Jadi sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa adalah bela negara,” imbuhnya. dedy mulyadi