Bengkulu, beritalima.com | Selain memiliki keindahan tempat-tempat wisatanya, Bengkulu juga memiliki berbagai bangunan cagar budaya yang patut untuk diketahui oleh masyarakat luas.
Kali ini kita akan memperkenalkan beberapa bangunan cagar budaya yang ada diwilayah Kota/Provinsi Bengkulu. Mari simak satu persatu penjelasan singkat bangunan dan poto dokumentasinya.
Monumen Thomas Parr
Monumen ini di kenal rakyat Bengkulu dengan sebutan kuburan bulek (bulat) karena berbentuk bulat. Disini lah dikubur seorang penguasa Inggris residen Thomas Parr. Dia penguasa yang kejam . sejak dia berkuasa pada tahun 1805, dia memaksa rakyat menanam komoniti yang laku di pasaran internasional. Sejauh 1 km dari kawasan ini terdapat pemakaman warga eropa terutama Inggris, taman permakaman ini menjadi objek wisata sejarah dan notasgia terutama warga inggris yang berkunjung.
Benteng Marlborough
Benteng Marlborough, dibangun oleh inggris pada 1714-1719 , kompleks perbentengan ini berlokasi di sebelah barat daya kota bengkulu berbatasan dengan perkampungan Cina. Thomas Stamford Raffles adalah gubernur jendral terakhir yang memerintah di fort Marlborough yang bersama Dr. joseph Arnold (seorang botanis) menemukan bunga bangkai rasaksa Rafflesia arnoldi di pedalaman Bengkulu.
Rumah Fatmawati
Menelusuri sejarah Kota Bengkulu terasa kurang jika tidak melangkahkan kaki ke rumah Ibu Negara pertama Indonesia. Rumah yang terletak di Jalan Fatmawati, Kelurahan Penurunan ini berada tak jauh dari rumah pengasingan Ir.Soekarno. Berdasarkan cerita Marwan Amanadin (67), penjaga rumah ini, tahun 1943 Ibu Fatmawati menikah dengan Ir. Soekarno.
Dari tangan perempuan kelahiran Bengkulu, 5 Februari 1923, putri pasangan Hassan Din dan Siti Chadijah itu, BBendera Pusaka Sang Saka Merah Putih hadir menjadi simbol kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 silam. Bendera yang dijahitnya dikibarkan untuk pertamakali usai Ir. Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dirumahnya, Jalan Pegangsaan Timur (Kini bernama Jalan Proklamasi) Nomor 56, Jakarta.
Dari pernikahannya dengan Ir. Soekarno, Ibu Fatmawati melahirkan Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra. Beliau meninggal pada 14 Mei 1980 di Malaysia dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta.
Rumah kediaman Ibu Fatmawati ini terbuat dari kayu bercat cokelat dan terlihat sangat sederhana. Berbentuk panggung seperti rumah jaman dulu di kawasan Bengkulu, patung setengah badan Ibu Fatmawati menyambut di halaman.
Tugu Robert Hamilton
Tugu ini terletak di kelurahan pasar melintang, Kecamatan Teluk segara Kota Bengkulu yang terbuat dari batu, pasir , semen dan besi dengan ukuran 8 m, linkaran medium 6 m. Robert Halminton adalah seorang Kapten angkatan laut inggris, yang mati dibunuh oleh rakyat bengkulu tanggal 15 desember 1793 dalam usia 38 tahun. sebagai tanda jasa untuk memperingati peristiwa ini maka pemerintah Inggris membangun tugu tersebut yang hinga saat ini masih berdiri di tengah-tengah Kota Bengkulu.
Rumah Pengasingan Bung Karno
Terletak di tengah Kota Bengkulu, tepatnya di jalan Soekarno Hatta, kelurahan Anggut atas. Rumah tersebut adalah milik seorang pedagang Tinghoa yang bernama Liem Bwe Seng yang disewa oleh Belanda untuk menempatkan bung Karno selama diasingkan di Bengkulu. Areal rumah ini seluas 40.434 m2. Rumah ini berukuran 9m x 18m, dan terdiri dari beranda depan, kamar kerja, kamar tidur, beranda belakang, dapur dan sebuah sumur. Didalam rumah ini terdapat perlengkapan rumah tangga yang dirancang oleh Bung Karno, pakaian kelompok sandiwara (tonil) Monte Carlo, yang sepeda yang perna digunakan Soekarno selama pengasingannya di Bengkulu. Atap bangunan berbentuk limas bertingkat dua, atap rumah terdiri dari genteng press tanah liat.
Situs Makam Inggris
Terletak di kelurahan Jitra, kecamatan teluk segara Kota Bengkulu. Kompleks pemakaman ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah Benteng Marlborough, karena menurut cacatan Inggris di Bengkulu ribuan orang Inggris meninggal akibat perang atau penyakait, dan sebagian diantaranya dimakam kan di kompleks jitra ini. bentuk-Bentuk bangunan makam bervaryasi, setiap makam dikatakan unik yang diperlihat kan dalam bentuk atap. Ada yang berbentuk limas, dan ada pula yang tidak memiliki atap. Pemakaman ini berukuran 4,343 m2 dan di perkirakan makam orang asing berjumlah ± 127 yang berukuran besar maupun kecil. Ada enam makam yang berukuran besar masing-masing diperkirakan lebih dari satu orang, seperti yang masih dapat terbaca pada dua buah makam dan empat nama serta tiga nama berlainan.
Makam Sentot alibasyah
Makam sentot alibasyah terletak di jalan sentot alibasyah kelurahan bajak, kecamatan teluk segara Kota Bengkulu, makam ini berukuran ± 4000 m2. Sentot Alibasyah merupakan keturunan dari bupati Raden Ronggo Prawiro Dirjo adalah seorang panglima Perang Diponegoro (1825-1830) yang berjuang melawan belanda di pulau jawa. sentot alibasyah di tangkap dan diasingkan Ke sumatra Barat, akan tetapi Karena dia memberi dukungan kepada kaum Paderi, dia ditarik Ke jawa dan diasingkan ke Cianjur . Pada tahun 1832 , pasukan belanda yang di pimpin oleh mayor Trieger dan Leguin yang terdiri dari 300 orang tiba di padang. Dengan surat rahasia pemerintah Hindia Belanda tgl 2 desember 1833 Sentot di buang di bengkulu dan bertempat di Jirta hingga wafat pada tanggal 17 April 1855.
Masjid Jamik Bengkulu
Masjid ini terletak di jalan Jendral Sudirman (Pinu Batu), kelurahan Pengantungan, Kecamatan Teluk Segarah. Disekitar lokasi masjid terdapat bangunan pertokohan dan rumah-rumah makan bahkan hotel dan penginapan. Bangunan ini pada abat 19 bentuknya sangat sederhana, dibangaun dari bahan kayu dan beratapkan daun rumbia, di rehab menjadi masjid yang lebih luas dan kokoh. bung Karno sebagai seorang insinyur membantu keinginan masyarakat tersebut dengan merancang gambar bangunan dalam rangka perbaikan Masjid Jamik. Dana pembangunan masjid didapat dari swadaya masyarakat, sedangkan bahan-bahan pembangunan masjid didatangkan dari desa air dingin Kabupaten Rejang Lebong dan dari Kabupaten Bengkulu Utara.Masjid Jamik Bengkulu merupakan bangunan masjid dengan konstruksi permanen, terdiri atas 3 bagian yang saling menyatu yaitu bangunan inti, bangunan serambi, dan bangunan tempat wudhu/ kamar mandi.
Perkampungan Cina
Terletak di Kelurahan Kampung Cina Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu, menurut cerita perkampungan cina ini berdiri bersamaan dengan berdirinya benteng marlborough karena orang-orang cina kebanyakan pedagang yang diberi kebebasan untuk mendirikan perkampungan di bengkulu sehingga melalui pedagang cina inilah inggris dengan mudah mendapat supplai kebutuhan sandang pangan dan material lainnya untuk keperluan sehari-hari.
Bunker Jepang
Bunker-bunker Jepang yang sengaja dibuat oleh para tentara Jepang ini masih bisa kita lihat dengan jelas di Bengkulu. Bunker ini terletak di dua desa, yaitu Desa Malakoni dan Desa Apoho. Bunker-bunker ini dibuat sekitar tahun 1935. Awalnya bunker-bunker ini sengaja dibuat dan difungsikan sebagai pos-pos pengintaian yang berguna untuk antisipasi serangan dari musuh. Bunker ini sendiri berbentuk setengah lingkaran dan memiliki diameter sekitar 7 – 8 meter dengan tinggi sekitar 2,5 meter. Pada setiap bunker ini memiliki pintu dan terdapat dua celah yang dapat digunakan untuk mengintai musuh. Kedua celah tersebut berada di bagian depan bunker tersebut. Bunker ini sengaja dibuat di lokasi yang strategis dengan cakupan pandang yang luas dan tetap sedikit tersembunyi. Karena itu bunker ini dibangun di atas bukit dan di dekat pantai. Bangunan peninggalan Penjajah Jepang ini memang terletak terpisah di dua tempat. Namun perlu disayangkan, bunker yang berada di Desa Malakoni kini telah lenyap akibat terkena abrasi pantai. Yup, karena bunker ini memang terletak di tepi pantai Malakoni. Sehingga kini letak bunker di desa ini sudah berada di dalam laut. Sedangkan untuk bunker yang berada di Desa Apoho yang hanya berjarak kurang lebih sekitar 50 meter dari bunker yang berada di Desa Malakoni ini juga kondisinya cukup memprihatinkan. Karena bunker ini juga telah mengalami abrasi oleh air laut. Kondisi bunker di desa ini tidak seluruhnya hilang hanya beberapa bagian telah tertimbun oleh pasir. Yang terlihat kini hanyalah dua celah pengintai bunker dan bagian pintu belakang dari bunker ini telah tertutup oleh pasir pantai Apoho. Selain bunker yang berada di dekat pantai, di Desa Apoho ini juga terdapat bunker yang berada di atas bukit. Jarak hanya sekitar 125 meter dari lokasi bunker yang berada di Pantai Apoho atau sekitar 50 meter dari tepi jalan Raya Desa Apoho. Namun tetap disayangkan, kondisi bunker ini juga terlihat kurang mendapatkan perawatan. Karena bunker ini telah ditutupi oleh semak-semak belukar dan tanaman liar lainnya. Kondisi yang sangat kurang akan perawatan. Cukup sangat disayangkan, mengingat bunker-bunker ini merupakan bangunan bersejarah di Provinsi Bengkulu ini. Di sekitar bunker ini juga terdapat sebuah meja serta kursi bekas peninggalan Penjajah Jepang pada masa itu. Ukuran bunker yang berada di bukit ini juga hampir sama seperti bunker-bunker lainnya. (Red)